Sesal Para Pahlawan

oleh -883 Dilihat
Opini : sesal para pahlawan
Opini : sesal para pahlawan

Web portal pendidikan – Selamat pagi sobat belapendidikan. Artikel kiriman pagi ini yaitu Sesal Para Pahlawan. Untuk penjelasan selengkapnya dapat kita simak dalam uraian berikut.

Sesal Para Pahlawan

Ingin ke Luar Negeri dah jadinya, biar dihargai kalo sudah dapat gelar. Kata Pak Wakil Presdir, Il Ho Group (Drama Remember).

“Untuk apa bertahan, jika semua kerja keras dibalas dengan pengkhianatan?” Iya sebenernya bukan secara langsung Kita yang dikhianati, tapi para pahlawan.

Para Pahlawan sudah berjuang untuk memerdekakan bangsa ini, berharap agar bangsa ini bisa berdiri sendiri tanpa kungkungan bangsa lain. Nyatanya, rakyat pribumi menjadi kuli/buruh di negeri sendiri,  bahkan dihinakan. “Itu kan karena usaha Kita yang tidak banyak!”.

Andai usaha yang bisa membangkitkan ekonomi individu, anda bisa lihat para nelayan dan petani, seumur hidup tinggal di sini bekerja giat dan kerja keras dengan jujur dan tekun. Tapi masih saja jadi kuli.

Andai kau paham bahwa otak kita tengah dicuci dan dibuat tertidur oleh racun udara yang melenakan. Andai… Andai…. Andai kau tau, bahwa bumi sudah sering bergetar melihat kekacauan yang terjadi karena ulah polah Manusia yang serakah.

Tapi masih saja jadi kuli. Andai kau paham bahwa otak kita tengah dicuci dan dibuat tertidur oleh racun udara yang melenakan. Andai… Andai…. Andai kau tau, bahwa bumi sudah sering bergetar melihat kekacauan yang terjadi karena ulah polah Manusia yang serakah.

Berlomba-lomba menebar janji, bersekongkol pada kemaksiatan LGiBiTi dan diam atas kedzoliman diluar Negeri. “Kita tidak berhak untuk *ikut campur*!” tapi eh belagak membela HAM, padahal mereka menyajikan aturan lagi untuk membebaskan LGBT merajalela.

Kipas-kipas dengan berlembar uang, kemudian memuaskan diri dengan birahi nafsu dunia. Hello…. Stop, banyak mobil dengan tempat parkir yang tidak sesuai dengan kendaraan.

Terlihat bagaimana perbedaan kasta yang katanya sudah dibuang dari zaman Hindu nyatanya masih menjulang bagai gedung pencakar langit.

25% berumah dan yang lainnya ngontrak. Dan lucunya, ngontrak sama Aseng!!! Andai para Pahlawan masih hidup, mungkin mereka menyesal dan tak mau mati berjuang kalau pada akhirnya negerinya dihinakan.

Pribumi munafik bersekongkol dengan Asing dan Aseng untuk menjajah dari dalam. Seolah kanker, mereka memakai apa yang pribumi pakai, mereka makan apa yang pribumi makan, namun hati dan jiwa mereka adalah penjajah.

Katanya cinta tapi ber ‘teks’, katanya mensejahterakan tapi menusuk dengan riba yang menggunung, katanya membangun namun meruntuhkan otak, dengan hoax lah, dengan kekuasaanlah, hukum dan lain-lain. Pret! Big Bulshit!

Anehnya, orang-orang sakit membayar. Konsumsi tidak terkendali sebagaimana penyakit semakin mencekik. Uang adalah rajanya dan moral adalah alasan kaki yang tak perlu dilirik. Yang penting uang, kepala manusia pun tiada harga, kecuali prostitusi kelas kakap menjadi exis.

Dalam situasi ini, tak heran ketika kita melihat TV adanya kriminal bukan prestasi. Apalah daya jika stasiun TV tak bisa mencari pencitraan yang sesuai kenyataan bagi Negeri ini.

Karena pada dasarnya, senaif-naifnya stasiun TV pun tak bisa mencari apa yang bisa dibanggakan dari sini. Ya salam…. Sebagai pelajar sejati dan penulis yang sedang belajar, saya hanya bisa berdo’a agar ketika kami mati.

Ada tulisan yang tertinggal dari kita semua penulis belapendidikan. Aamiin. Semoga ada sejarah yang tertinggal, sebagaimana generasi nanti membaca dan mengenal kita sebagai pejuang Islam, walau jazad sudah terkubur dalam tanah. Aamiin!

Opini by : Aubi Atmarini Aiza
Opini by : Aubi Atmarini Aiza

Opini ini ditulis oleh Aubi Atmarini Aiza, kamu juga bisa menulis karyamu di belapendidikan, dibaca jutaan pengunjung, dan bisa menghasilkan jutaan rupiah. Klik disini untuk kirim tulisan, Atau bisa kirim tulisan lewat email redaksi@belapendidikan.com

Tentang Penulis: Ahmad Andrian F

Gambar Gravatar
Bukan penulis profesional namun selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk para pembacanya. Mencerdaskan generasi milenial adalah tujuan situs ini berdiri. 800 Penulis sudah gabung disini, kamu kapan ? Ayo daftarkan dirimu melalui laman resmi keluhkesah.com