Web portal pendidikan – Puisi kali ini berjudul Sinambung Sinema Silam, yang dikirimkan oleh salah satu peserta dalam ajang lomba puisi nasional bersama belapendidikan.com. Untuk lebih lengkapnya dapat kita lihat sebagai berikut.
Puisi : Sinambung Sinema Silam
Matahari melangitkan sungai, laut,
bahkan becek di lubang-lubang jalan, gang, dan pematang
Tak mau kecundang
Langit mendaratkan rebasannya
Bersamaan dengan
Riuh peseregam yang mulai tercekau telinga
Sebelah selatan meja guru
Kabar-kabar, berdoalah di waktu yang seumpama kini
Hujan, aku tersedak ujian, tutur si sayu berkedip kaku
Purba sekali aku ini jika kulakukan lagi ihwal culas itu
Persona dulu basisnya belum mafhum retorika dan aksara, kan?
Serupalah sudah
Percakapan tak guna kata
Huruf-huruf ditulis usai didengar
Dalam bentuk bisik
Masih ada yang perlu ditanyakan?
Sewaktu kertas-kertas telah bertimbunan di meja depan
Lagi tak sesuci putihnya
Terlumur berlian itu di lumpur
Minim brilian itu akan budi luhur
Cukuplah itu jadi cerita klasik
Cerita yang tamat kemarin
Menggarap narasi baru?
Tidak, masih sinambung dari sinema yang silam
Terus saja ke episode berikut
Yang penting, pastikan klimaksnya bukan konflik
Melainkan satu konsistensi
Untuk sisir tabiat yang kesasar
Untuk sisih aksi simpang
Pejuang piagam per semester; rapor
Puisi ini di tulis oleh Husnul Raja kamu juga bisa menulis karyamu di belapendidikan, dibaca jutaan pengunjung, dan bisa menghasilkan jutaan rupiah setiap bulannya, Daftar Sekarang