Web portal pendidikan – Puisi kali ini berjudul Sang pahlawan tanpa tanda jasa, yang dikirimkan oleh salah satu peserta dalam ajang lomba puisi nasional bersama belapendidikan.com. Untuk lebih lengkapnya dapat kita lihat sebagai berikut.
Puisi : Sang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Aku membuka gawai yang selalu menemani pagi
Ditemani secangkir kopi, aku melihat dunia melalui layar 5 inci
Berharap mendapatkan sesuatu yang menyenangkan hati
Ternyata sebuah duka yang aku temui
Dari semua barisan headline yang memenuhi layar
Ada satu judul saja yang rasanya membuatku tertampar
Namun buka pipiku yang panas
Nalar dan perasaanku yang terkuras
Kamu pikir kamu itu siapa, anak muda?
Berani-beraninya menghilangkan nyawa dengan mudahnya
Hanya karena energi masa mudamu yang menyala-nyala
Dan rasio yang dikalahkan oleh nafsu semata
Tak tahukah dia siapa?
Tak tahukah untuk apa dia ada?
Tak mengertikah engkau kenapa ia selalu ada di hadapanmu?
Bersuara memberimu segudang ilmu
Tak mengertikah engkau, kenapa dia selalu mengoceh?
Meskipun kau menganggapnya tak lebih dari sekedar receh
Kau marah saat dia mengajarkanmu bahwa hidup tak melulu hanya tentang kamu
Kau geram saat dia menunjukkan kenyataan bahwa dunia bukan hanya milikmu
Mungkin di matamu dia hanya manusia tua yang seenaknya
Tapi kau tak sadar, siapa yang mengenalkanmu pada dunia
Semua yang dilakukannya tak lain karena dia ingin engkau bahagia
Dia tak ingin engkau tergilas oleh kerasnya dunia
Dia membekalimu dengan ilmu
Agar engkau tahu bagaimana caranya untuk hidup
Dia ajarkanmu bagaimana harusnya bersikap
Agar kelak ketika kau menghadapi dunia, engkau tak kalap
Bahkan orangtuamu menitipkanmu padanya
Berharap dengan jerih payahnya, engkau menjadi manusia yang sempurna
Walau terkadang orangtuamu sama saja
Mereka menutup mata dari kesalahan buah hatinya
Ketika sang pelatih ingin mengajarkan dengan sedikit rasa perih
Karena memang untuk menjadi tangguh, kamu harus mengenal pedih
Kau datang kepada orangtuamu dengan merintih
Dan membuat darah orang tuamu mendidih
Dengan amarah dalam dada tanpa tahu apa masalahnya
Mereka datang kepada gurumu itu dengan kepal yang siap singgah di kepala
Bahkan tak ragu menjebloskannya ke penjara
Sebagai balas atas usaha kerasnya untuk membantumu menjadi manusia seutuhnya
Apakah memang begitu maksudnya “tanpa tanda jasa”?
Karena memang tak pernah dianggap berjasa
Karena memang menurutmu ia tak lebih dari manusia tua
Dengan sejuta ocehan yang mengganggu telinga
Hingga kau tak peduli dia terluka
Bahkan sekalian saja kau hilangkan nyawanya
Agar tak ada lagi yang mengusikmu dengan petuahnya
Agar kau tak punya bekal mengarungi derasnya arus dunia
Agar biar saja pada akhirnya, kau menyusulnya kesana
Namun tak membawa apa-apa
Selain rasa sesal, dan dosa.
Puisi ini di tulis oleh Vera Priati Amalia kamu juga bisa menulis karyamu di belapendidikan, dibaca jutaan pengunjung, dan bisa menghasilkan jutaan rupiah setiap bulannya, Daftar Sekarang
Semoga mendapat keberkahan amin yarobbal alamin