Web portal pendidikan – Selamat siang sobat keluhkesah, kali ini saya akan memberikan pemahaman edukasi tentang problematika fonologi dalam pembelajaran bahasa arab. Adapun penjelasannya dapat kami sampaikan melalui uraian dibawah ini.
Problematika Fonologi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab

Bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur’an dengan pengguna bahasa terbanyak ketiga setelah Bahasa Inggris dan Perancis. Bahasa Arab juga digunakan sebagai bahasa kedua atau juga bahasa pengantar di Negara-Negara Islam di seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia. Bahasa Arab dipelajari di sekolah-sekolah agama sebagai alat dalam mempelajari ilmu Agama Islam.
Dalam pembelajarannya, Bahasa Arab dinilai sebagai Bahasa/Ilmu yang sulit untuk dipelajari. Peserta didik cenderung tidak menyukai dan enggan dalam belajar Bahasa Arab. Problematika yang muncul pembeljaran tersebut tentunya beragam.
Sehingga banyak tenaga pengajar Bahasa Arab di zaman sekarang yang mulai menciptakan metode-metode baru dalam pengajaran Bahasa Arab. Metode yang beragam yang dapat dipilih sesuai dengan minat dan kemampuan peserta didik.
Problematika pembelajaran Bahasa ada dua, yaitu problematika linguistik dan non-linguistik. Problematika non-linguistik lebih didasarkan pada diluar dari bahasa itu sendiri, seperti peserta didik, pengajar, media, dan sebagainya.
Hal tersebut menyebabkan permasalahan yang muncul akan lebih meluas dan berkembang, dikarenakan semakin berkembangnya zaman akan timbul berbagai masalah baru dari sebuah pembelajaran.
Baca juga : Pembelajaran daring Bahasa Arab saat pandemi
Sedangkan problematika linguistik, permasalahan tersebut timbul dari bahasa itu sendiri. Bahasa yang dipelajari tidak akan berubah kaidahnya, hal tersebut menyebabkan problematika kebahasaan menjadi lebih terstruktur dalam pemecahan masalahnya. Namun bukan berati problematika kebahasaan dapat disepelekan begitu saja.
Bagaimana Mengatasi Problematika Yang Dihadapi Dalam Mempelajari Bahasa Arab Dari Unsur Fonologi (bunyi) ?
Ada empat unsur problematika kebahasaan dalam Bahasa Arab, yitu Problem Aswat A’rabiyyah (fonologi), Problem mufrodat (kosakata), Problem Qawa’id dan I’rab, dan Problem Tarakib (Struktur kalimat). Keempat unsur ini dibahas dalam cabang Bahasa Arab yaitu Nahwu Shorf. Salah satu problem yang akan dibahas yaitu mengenai problem fonologi/ bunyi.
Pembelajar banyak merasa kesulitan untuk mempelajari Bahasa Arab dikarenakan bunyi yang timbul memiliki perbedaan dengan Bahasa kesehariannya. Berbeda dengan Bahasa Inggris yang sama-sama menggunakan huruf latin, Bahasa Arab menggunakan huruf hijaiyah pada penulisannya. Sehingga perbedaan huruf yang digunakan menimbulkan kesulitan dalam pembelajarannya.
Pembelajar Bahasa Arab harus mempelajari huruf hijaiyah, memahami bunyi yang ditimbulkan oleh suatu huruf, berlatih menulis huruf-huruf yang ada, dan mengerti karakteristik dari berbagai kata terlebih dahulu agar dapat membaca tulisan dalam Bahasa Arab.
Baca juga : Dinamika pembelajaran Bahasa Arab secara daring
Di Indonesia, anak-anak kecil biasanya telah diajarkan membaca huruf-huruf hijaiyah di tempat-tempat pengajian di sekitar rumah mereka. Pembelajaran tersebut berguna dalam mereka membaca al-Qur’an. Mempelajari Al-Qur’an dimulai dengan mempelajari Makharijul Huruf dan Sifatul Huruf, yaitu bagaimana keluarnya bunyi suatu huruf dan karakteristik dari huruf-huruf tersebut.
Dalam Bahasa Arab, bunyi huruf yang diucapkan akan sama dengan bunyi huruf yang tertulis. Tidak seperti dalam Bahasa Inggris yang memiliki perbedaan besar antara kata yang tertulis dan kata yang terucap. Lidah orang Indonesia cenderung kaku ketika mengucap kata dalam Bahasa Inggris.
Baca juga : Rahasia cepat belajar Bahasa Inggris
Sedangkan dalam Bahasa Arab jika kita memahami Makharijul huruf dengan baik dan benar, maka akan mudah dalam memahami fonologi dalam Bahasa Arab. Pemahaman dalam Istima’ (mendengar) akan lebih mudah jika ditunjang pula dengan penguasaan Mufrodat (kosakata), serta pemahaman akan Qowaid (kaidah) dan Tarakib (susunan kalimat).
Problem kebahasaan akan mudah ditangani jika ditunjang pula dengan hal-hal diluar kebahasaan itu sendiri. Bahasa tidak akan berubah, yang berubah adalah bagaimana kita memandang suatu bahasa tersebut sulit atau tidak. Sejatinya penguasaan Bahasa Arab akan mudah dilakukan jika kita bersungguh-sungguh dalam mempelajarinya.
Artikel ditulis oleh : Safinatin Najjah
Prodi : Pendidikan Bahasa Arab
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani (STITMA)
Dosen Pengampu : Husna Nasihin, M.Pd.I
Judul artikel / opini : Problematika Fonologi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Kamu juga bisa menulis karyamu di belapendidikan, dibaca jutaan pengunjung, dan bisa menghasilkan jutaan rupiah. Klik disini untuk kirim tulisan, atau bisa lewat email kami cs@keluhkesah.com