Jurnaliscun.com – Selamat malam sobat jurnaliscun, kembali lagi nih bersama saya team penulis dari jurnaliscun.com, kali ini kami akan mempublikasikan sebuah artikel dengan tema “Pengantar Komposisi ( Menulis Tertib dan Sistematik ).
Melihat judul menarik yang saya buat tersebut, ini merupakan sebuah pelajaran baru bagi siswa maupun mahasiswa yang sedang membahas atau mempelajari tentang metode penelitian sosial ataupun menulis sebuah proposal ataupun makalah. Dengan mempelajari bagian bagian yang akan saya jelaskan dalam pengantar komposisi tersebut, saya yakin anda pasti akan mendapatkan jawabannya. Dan pastinya dapat menambah ilmu pengetahuan baru. Oleh sebab itu mari simak artikel yang saya jelaskan secara terperinci ini.
PENGANTAR
Menulis merupakan suatu proses. Oleh karena itu merupakan satu proses, maka menulis harus mengalami tahap prakarsa, tahap pelanjutan, tahap revisi, dan tahap pengakhiran. Tahap ini dibedakan dalam pratulis, tahap penulisan, tahap penyuntingan, dan tahap pengakhiran atau penyelesaian.
Selain daripada itu, dalam proses penulisan perlu dibedakan pula penulisan ilmiah dan penulisan umum. Walaupun kedua bentuk penulisan itu dibedakan, akan tetapi syarat syarat umum pendahuluan kiranya harus dipenuhi dengan baik. Syarat syarat umum itu pada umumnya sama. Berdasarkan dua pembedaan tersebut diatas, dibedakan pula istilah yang hendak dikenakan pada kedua bentuk komposisi itu.
Komposisi yang mengarah kepada penulisan ilmiah, disebut Tulisan Ilmiah dari komposisi yang mengarah kepada karangan umum disebut Karangan. Pengomposisi tulisan ilmiah disebut penulis dan pengomposisi dan pengomposisi karangan umum disebutkan pengarang.
TAHAP TAHAP KOMPOSISI
Penulis membedakan tahap tahap komposisi atas lima, yakni (1) tahap pemilihan topik atau pokok bahasan, (2) tahap pengumpulan informasi dan bahan, (3) tahap evaluasi informasi dan bahan, (4) tahap pengelolaan pokok pokok pikiran, dan (5) tahap penulisan. Tahap tahap ini lebih banyak mengarahkan penulis atau pengarang kepada persiapan bahan dan materi yang mendukung tulisan ilmiah atau karangan.
KETERAMPILAN KOMPOSISI
Yang termasuk dalam bentuk keterampilan komposisi adalah, (1) keterampilan bahasa, dan membahasakan (2) keterampilan penyajian, (3) keterampilan pewajahan. Yang termasuk dalam ketrampilan bahasa dan membahasakan ialah ketrampilan penggunaan ejaan, tanda baca, pembentukan kata, pemilihan kata atau diksi, penggunaan kalimat, pengefektivan kalimat, dan membahasakan pikiran dengan cermat, tepat, logis, konsisten.
![]() |
Pengantar Komposisi |
POKOK BAHASAN DAN TUJUAN
Setiap komposisi harus mempunyai pokok bahasan, tesis dan tujuan oenulisan atau karangan. Dalam hal ini perlu dibedakan antara pokok bahasn dan judul. Pokok bahasan mungkin sekali akan menjadi calon judul, akan tetapi pokok bahasan bukanlah sama dengan judul. Pemilihan judul mungkin akan terjadi dalam pelanjutan penulisan atau karangan, atau akan terjadi pada pengakhiran penulisan atau karangan. Pokok bahasan merupakan satu ide atau hasil pengamatan yang dituangkan dalam penulisan dan karangan tersebut.
Tujuan penulisan mengatakan maksud penulis dan pengarang itu menulis atau mengarang. Paling tidak pokok bahasan atau tesis dan tujuan penulisan dan karangan itu harus ada dan hidup terus menerus dalam pikiran penulis dan pengarang.
Contoh : Pokok bahasan, Penyanderaan Warga Negara AS di Teheran, Iran.
Tujuan penulisan/karangan:
Untuk menggambarkan bagaimana akibat situasi di dalam pemilihan Presiden AS tahun 1980.
BENTUK PENGEMBANGAN DAN TULISAN KARANGAN
Tulisan dan karangan dapat dikembangkan dalam bentuk (1) narasi, (2) eksposisi (3) deskripsi, dan (4) argumentasi. Di bawah ini diuraikan secara singkat masing masing bentuk dari pengembangan pengembangan tersebut.
1. Narasi
Narasi merupakan satu bentuk pengembangan karangan dan tulisan yang bersifat menyejarahkan sesuatu berdasarkan perkembangannya dari waktu ke waktu. Narasi mementingkan urutan kronologi suatu peristiwa, kejadian dan masalah. Pengarang bertindak sebagai seorang sejarawan atau tukang cerita. Akan tetapi ia mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Ia tetap ingin meyakinkan para pembaca atau pendengar dengan jalan menceritakan apa yang ia lihat dan ia ketahui. Dalam narasi pengarang tidak mementingkan hubungan sebab akibat dari peristiwa atau masalah yang ia kemukakan. Daya guna dari narasi terjadi apabila pendengar atau pembaca berantusias kepada hal hal yang lama yang kiranya telah dilupakan. Seseorang pengarang narasi akan mengemukakan, “Saya menceritakan kepada kalian kenyataan ini dan melukiskannya seperti yang saya lihat dan alami.”
2. Eksposisi
Seorang pengarang karangan dan tulisan eksposisi akan mengatakan, “Saya menceritakan kepada kalian semua kejadian dan peristiwa ini dan menjelaskan agar saudara saudara dapat memahaminya”. Eksposisi memberikan informasi, ia akan mempergunakan pengembangan secara analisis, ruangan, dan kronologis. Pengarang dan penulis berusaha mempaparkan kejadian atau masalah agar pembaca dan pendengar memahaminya. Pembaca dan pendengar mungkin sudah biasa dengan cara cara argumentatif. Dan pengarang mempunyai sejumlah data dan bukti sehingga ia berusaha menjelaskan persoalan dan kejadian ini demi kepentingan anda sendiri.
3. Deskripsi
Deskripsi adalah satu bentuk karangan yang hidup dan berpengaruh. Karangan deskriptif berhubungan dengan pengalaman pancaindra seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan. Pilihlah yang anda perlukan untuk semua impresi ini. Deskripsi memberikan satu gambaran tentang satu peristiwa atau kejadian dan masalah. Untuk menulis satu deskripsi yang baik seorang pengarang harus dekat kepada obyek dan masalahnya dengan semua pancainderanya.
4. Argumentasi
Argumentasi merupakan satu bentuk karangan eksposisi yang khusus. Pengarang argumentasi berusaha untuk meyakinkan atau membujuk pembaca dan pendengar untuk percaya dan menerima apa yang dikatakan. Pengarang argumentasi selalu memberikan pembuktian dengan obyektif dan meyakinkan. Pengarang dapat menggunakan argumentasinya dengan metode deduktif dan induktif. Pengarang dapat mengajukan argumentasinya berdasarkan (1) contoh contoh, (2) analogi, (3) akibat ke sebab, (4) sebab ke akibat, (5) pola pola deduktif. Jika seorang pengarang sudah dapat mempergunakan lima pola argumentasi ini, ia akan merasakan efektivitas argumentasi.
Terima kasih sudah membaca artikel kita yang berjudul Pengantar Komposisi (Menulis Tertib dan Sistematik).