Nasib Pendidikan Di Era Pandemi

oleh -437 Dilihat
Nasib pendidikan di era pandemi
Nasib pendidikan di era pandemi

Web portal pendidikan – Selamat malam sobat keluhkesah.com, kali ini saya akan memberikan ulasan opini mengenai nasib pendidikan di era pandemi. Berikut ulasannya dapat saya sampaikan dibawah ini.

Nasib Pendidikan Di Era Pandemi

Nasib pendidikan di era pandemi
Nasib pendidikan di era pandemi

Sebagaimana pandemi covid-19 sudah merebak ke seluruh dunia sejak Januari 2020 silam. Indonesia sendiri mulai terinfeksi pada awal Maret 2020. Sepanjang 1 tahun lebih pandemi covid-19, banyak hal yang terjadi di berbagai belahan dunia, mulai dari situasi wabah hingga status terkini soal vaksinisasi.

Hampir seluruh Negara di dunia termasuk di Indonesia ini menyebabkan kepanikan luar biasa bagi semua masyarakat, juga meluluh lantakkan seluruh sektor kehidupan. Pemerintah Indonesia pun mengambil kebijakan social distancing dimana warga harus menjalankan seluruh aktivitasnya dirumah saja.

Kebijakan social distancing ini sangat jelas berdampak khususnya dalam dunia pendidikan yang terdampak imbas sangat besar sampai akhir ini. Hampir tidak ada yang menyangka, wajah pendidikan berubah drastis akibat pandemi, dimana yang biasanya sekolah-sekolah dilaksanan dengan tatap muka atau biasa dilakukan di ruang kelas-kelas pada saat ini dilaksanakan dengan cara virtual atau sering disebut daring, sekolah tatap muka secara langsung belum dibolehkan.

Karena itu kebijakan physical distancing untuk memutus wabah mata rantai virus covid-19, memaksa perubahan dari pendidikan formal menjadi system online, maka dari itu kita dituntut untuk beradaptasi jangan sampai hal ini malah menyurutkan semangat belajar menurun sebab pandemi, sangat sungguh di sayangakan jika generasi penerus bangsa juga menurun semangat belajarnya. kemampuan membaca medan, kecerdikan melihat kesempatan, dibutuhkan di tengah wabah. Banyak tantangan dan hambatan yang harus dihadapi dalam pendidikan era pandemi diantaranya :

Guru dituntut untuk berfikir kreatif dan inovatif dalam memberikan pembelajaran secara daring, sehingga anak-anak tidak jenuh dalam menerima pembelajaran tersebut, bagaimana tingkat pemahaman anak atas materi-materi yang telah disampaikan secara daring, misalnya melalui dialog interaktif antara guru dan anak, menimbulkan tingkat pemahanan anak atas materi yang baik.

Baca juga :

Inspirasi menjadi kunci, agar semua mau beradaptasi. Bahu-membahu perbaiki negeri, bersama-sama mengabdi tanpa henti. Di samping itu seharusnya pemerintah harus berperan dalam memberikan pelatihan kepada tenaga pendidik yang ada serta merekrut tenaga-tenaga pendidik yang berkualitas.

Tidak kalah penting Pemerintah juga semestinya memberikan fasilitas media pembelajaran untuk tenaga pendidik, disamping itu juga mestinya pemerintah membuka pendidikan tatap muka juga tetap menjalankan protokol kesehatan dengan skema 50% atau misal dalam 1 kelas ada 30 anak, yaa tinggal dibagi saja menjadi 2 bagian atau 2 sesi, lagi pula sektor yang lain saja sudah dibuka masa iya sektor pendidikan masih terus begini? 

Kita juga sadar akan bahaya nya Virus ini tapi kita juga sadar akan pentingnya pendidikan ini, inilah pengajaran yang memanusiakan manusia bukan  pendidikan yang mengkerdilkan siswa.  Sehingga walau di masa pandemi tetap menghasilkan pendidikan yang berkualitas, tercipta generasi unggul penerus bangsa.

Najwa Shihab menjelaskan “Ilmu jangan hanya obyek hapalan, Ilmu untuk memahami dan menuntaskan persoalan. Sekolah juga perlu terus membuka diri pada perubahan, guru jangan segan beradaptasi dengan pembaharuan.

Hanya pendidikan yang bisa menyelamatkan masa depan tanpa pendidikan Indonesia tak mungkin bertahan”. Rakyat perlu para penegak yang beribawa, bekerja demi keadilan dengan bangga. Karena kita tak hanya membayar seragam mereka hanya untuk bersandiwara.

Peran anak dituntut untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru, dengan mengikuti daring  menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dalam pembelajaran tersebut secara tuntas. Anak harus belajar secara virtual, di mana dialog interaktif antara guru dan anak tidak semudah kalau secara tatap muka.

Pembelajaran daring menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dengan situasi Indonesia yang memiliki ribuan pulau. Bagaimana teknologi dapat digunakan?? Bagaimana penyediaan akses internet pada daerah-daerah terpencil dimana barang elektronik tanpa akses internet pun masih menjadi suatu kemewahan.

Ini merupakan tantangan bagi semua pihak, saat ini kita harus bekerja keras bersama bagaimana membawa teknologi menjawab permasalahan nyata yang terjadi pada mahasiswa dan pelajar yang kurang beruntung dalam hal ekonomi maupun teknologi yang berada di daerah-daerah terpencil.

Tingkat pemahaman anak atas materi yang diberikan tentulah sangat berbeda-beda, banyak yang tingkat pemahaman kurang, karena ketidaksungguhan dalam proses pembelajaran. Ada dan tidak adanya orang tua tau lainnya  yang melakukan pendampingan.

Di samping itu fasilitas anak yang memiliki alat tersebut masih minim untuk melakukan akses pembelajran jarak jauh, misalnya seperti : Handphone, Laptop, Provider yang digunakan dan jumlah kuota yang dimiliki. Peran orang tua di saat pembelajaran daring sangat diperlukan oleh anak, terutama pada anak-anak tingkat SD/MI, orang tua dituntut untuk selalu memotivasi dan membimbing anak-anaknya agar dapat menjelaskan apa yang dijelaskan oleh pengaja dan dapat membantu mengerjakan tugas-tugas sekolah atau biasa di sebut pekerjaan rumah (PR).

Peran penting bagi setiap orang tua untuk memberikan fasilitas seperti : handphone, laptop, internet, kuota dan bahan-bahan lainnya untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Hal ini memicu kesenjangan karena di saat pandemi ini banyak sekali pemutusan hubungan kerja misalnya pada kalangan buruh, pemotongan gaji karena dampak pandemi dan berkurangnya penghasilan bagi para pedagang.

Badri tamami
Badri tamami

Jangankan untuk memberikan fasilitas pendidikan, untuk makan sehari-hari saja sulit. Dengan demikian, ketika anak tidak bisa mengikuti pembelajaran, sehingga  besar kemungkinan menimbulkan keputusaasaan dan menimbulkan putus sekolah.

Keterbatasan sarana dan prasana tentunya banyak terjadi, karena tidak semua orang tua dapat mampu memberikan semua fasilatas untuk buah hatinya. Karena minimnya mata pencarian pada situasi sekarang.

Itulah penjelasan dari artikel tentang nasib pendidikan di era pandemi. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi pengembangan artikel ini lebih lanjut.

Kamu juga bisa menulis karyamu di keluhkesah.com, dibaca jutaan pengunjung, dan bisa menghasilkan jutaan rupiah. Klik disini untuk kirim tulisan, atau bisa lewat email kami cs@keluhkesah.com

Kata kunci : nasib pendidikan di era pandemi

Tentang Penulis: Ahmad Andrian F

Gambar Gravatar
Bukan penulis profesional namun selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk para pembacanya. Mencerdaskan generasi milenial adalah tujuan situs ini berdiri. 800 Penulis sudah gabung disini, kamu kapan ? Ayo daftarkan dirimu melalui laman resmi keluhkesah.com