Web portal pendidikan – Cerpen kali ini berjudul Hadiah Dari Orang Yang Tidak Kucinta, yang dikirimkan oleh salah satu peserta dalam ajang lomba cerpen nasional bersama belapendidikan.com. Untuk lebih lengkapnya dapat kita lihat sebagai berikut.
Hadiah Dari Orang Yang Tidak Kucinta (Bagian Pertama)
“Ibuuuu….” Tania memanggil ibunya dengan sangat gembira.
Tania dikenal sesosok gadis yang cantik dan juga ramah untuk bergaul. Tutur katanya yang lembut membuat orang senang berteman dengannya.
“ada apa?” kata ibunya.
“ Bu, coba lihat.” Sembari memberikan laptop yang berisi pemberitahuan tentang hasil tes TOEFL nya. Hasil nilainya sangat bagus. Apa yang ia impikan selama ini terwujud.
Ia berhasil lulus tes untuk melanjutkan pendidikannya di luar negeri- Singapura. Tania sangat gembira, lalu ia pun melompat-lompat kesenangan dan langsung memeluk ibunya.
“mmmuaaachhh” Tania mencium pipi ibunya.
“ Terima kasih ibu” dengan nada yang lembut ia ucapkan kata itu. Ia menunduk sedih.
“Lho, kok sedih ?”
“Tania Cuma sedih aja, nanti kalau Tania pergi pasti bakalan rindu sama ayah, ibu, apa lagi sama Def.” Jawabnya.
“Iya kak. Pasti Def sangat rindu sama kakak. Nanti yang ngajarin Def untuk belajar siapa? Siapa teman Def ? Tapi gak apa-apa kok kak. Aku senang, karena aku nanti dapat ke Singapura untuk ketemu kakak.” Ujarnya dengan candaan.
Def adalah adik Tania yang masih bersekolah di SD Adzkia Jl. Panumbang Jaya Dalam, Bandung kelas 2. Ia memang suka menggoda kakaknya dengan candaannya itu. Bahkan sampai membuat Tania kesal dengan ulahnya.
Tetapi dengan begitu, kakak dan adik itu sangat hangat hubungannya meski jarak usia yang cukup jauh. Tania sudah lulus SMA dan Def masih kelas 2 SD.
Tanpa disadari waktu terus berjalan, mereka asyik dengan perbincangan itu. Tiba-tiba suara bel pun berbunyi memecahkan keasyikan mereka. Tania pun keluar membuka pintu. Betapa kagetnya Tania melihat seorang laki-laki yang berada di depan pintu. Ia hanya tersenyum kecut kepada laki-laki itu.
“Eh, ada nak Andi. Silahkan duduk.” Ucap bu Indah
“ Tania, ambilkan minum untuk Andi ya.” Tambahnya
Dengan rasa sedikit kesal, Tania terpaksa melakukan yang disuruh ibunya. Sementara itu, Andi mengobrol dengan bu Indah di ruang yang sederhana tapi indah dengan berbagai hiasan.
Tak lama kemudian, Tania muncul dengan membawakan minuman yang segar. Ia pun duduk di sebelah ibunya. Dengan tidak ingin mengganggu, ibunya pun pergi ke dapur dengan alasan ingin memasak.
“Ada apa datang kesini?” tanya Tania dengan cuek.
“Tidak, ingin bertemu kamu aja. Oh ya, kamu mau masuk universitas dimana?” tanya Andi.
“ Alhamdulillah. Aku mau kuliah di Singapura, Melior International College, jurusan pariwisata.” Jawabnya
“ Akhirnya, cita-citamu untuk ke Singapura terwujud.” Ucap Andi turut senang.
Satu jam telah berlalu, Andi akhirnya berpamitan untuk pulang. Itu yang ditunggu Tania dari tadi. Ia tahu kalau Andi menyukai dirinya. Tapi tidak dengannya, hati Tania tidak pernah mau menerima Andi entah apa alasannya.
Ia tak suka Andi yang selalu berusaha untuk mendekatinya. Bahkan Tania selalu cuek tetapi Andi tak pernah menyerah untuk memiliki Tania. Ia memang laki-laki yang cukup tampan, baik, ramah, banyak yang menyukainya diluar sana, tapi hatinya hanya tertarik kepada Tania.
Hadiah Dari Orang Yang Tidak Kucinta (Bagian Kedua)
“ Bu, Yah, aku berangkat ya. Def jagain ibu saat ayah kerja.” Ucap Tania ketika hendak menaiki pesawat.
Tania menarik kopernya menuju pesawat. Sesekali ia menoleh ke belakang melihat keluarganya, namun ia melihat seorang pria berdiri tak jauh dari keluarganya melambaikan tangan kepadanya berisyaratkan hati-hati. Andi ? gumamnya.
Ia tak peduli, kemudian ia terus melangkah hingga masuk ke pesawat. Beberapa menit kemudian, pesawat yang dinaiki Tania pun terbang dengan perlahan.
Empat tahun telah dilalui Tania dengan bersekolah di Melior International College. Ia lulus dengan kelulusan yang terbaik. Kini ia bertugas sebagai pemandu pariwisata di Singapura. Hingga pada suatu ketika, saat ia sedang memandu turis terjadi kecelakaan yang dialami oleh Tania. Yang menyebabkan Tania harus melakukan operasi mata.
Karena mata kanan Tania rusak akibat tabrakan mobil yang dikendarai Tania sehingga pecahan kaca masuk ke matanya. Ia dilarikan ke rumah sakit Singapore General Hospital. Berbagai upaya telah dilakukan untuk Tania. Dan hal yang harus dilakukan adalah mencari donor mata untuknya.
Hingga pada suatu ketika Tania mendapatkan donor mata. Pihak keluarga pun langsung meminta agar operasi segera dilakukan. Keluarga Tania terus berdoa untuk kesembuhan Tania.
Setelah 2 jam, dokter keluar memberikan kabar bahwa operasi yang dilakukan berhasil. Keluarga Tania sangat bahagia mendengar berita itu. Merekapun menunggu hingga Tania sadar.
Mata Tania mulai terbuka secara perlahan, ia lihat sekeliling ruangan yang bernuansa putih itu dengan bau obat-obatan.
“Syukurlah nak, kamu sudah sadar. Ibu sangat cemas” Ucap bu Indah dengan menangis memeluk Tania.
Tania hanya tersenyum kecil melihat keluarganya ada di sana.
Dua minggu dirawat di rumah sakit, sekarang Tania sangat senang karena ia telah kembali ke rumahnya. Keluarganya masih bersamanya di Singapura untuk menemaninya, karena ia belum sembuh total. Ia menuju kamar dengan dipapah oleh ibunya.
Di kamar, ia beristirahat. Dia mengambil ponsel dari tas kecilnya. Saat dihidupkan banyak pesan masuk yang belum dibacanya. Salah satunya pesan dari Andi. Ia masih menghubungi Tania, meski Tania jarang sekali untuk membuka dan membalas pesannya.
Entah mengapa saat itu hatinya tergerak untuk membuka pesan dari Andi.. Di pesan terakhir Andi mengatakan “ semoga kau suka hadiah dariku”. Pesan itu dikirim dua hari sebelum Tania melakukan operasi.
Hadiah apa? Gumam Tania. Ia lihat sekelilingnya, tidak ada sesuatu apapun. Ia pun meletakkan ponselnya.
“ Bu, besok aku mulai bekerja. Aku bosan di rumah” ucap Tania
“Kalau kamu merasa sudah cukup kuat, ya udah terserah kamu aj.” Jawab ibunya
Hadiah Dari Orang Yang Tidak Kucinta (Bagian Ketiga)
Keesokan harinya, Tania bersiap-siap untuk berangkat kerja. Sesekali ia lihat ke kaca, entah mengapa ia merasa ada Andi disana. Ia pun mengecek ponselnya, mana tau Andi mengirimnya pesan.
Ternyata tidak ada pesan satupun dari Andi. Kemana Andi ? gumamnya. Tania yang dari dulu tak pernah suka Andi, tiba-tiba sekarang ia merasa mulai menyukai Andi.
Beberapa hari belakangan ini ia berharap Andi akan menghubunginya. Tetapi tidak. Tidak ada tanda-tanda Andi menghubunginya. Tania mulai bingung. Apa Andi tak mencintainya lagi ? gumamnya.
“Tapi mengapa? Kau menghilang begitu saja. Saat aku mulai menyukai mu dan hadiah apa yang kau maksud?” Ujar Tania. Pertanyaan itu terus menggerogoti pikiran Tania.
Kreekk… suara pintu terbuka dengan perlahan.
“Tania ? ayo makan dulu. Dari tadi kamu belum makan.” Ucap ibunya
“Iya bu.”
Ia pun beranjak dari kasurnya menuju ruang makan. Di meja makan, ia hanya memainkan sendoknya. Hingga ia dikagetkan oleh adiknya.
“ Kak, makan dong. Jangan dimainkan aja sendoknya. Kakak kenapa sih?” tanya Def.
Tania tidak membalas pertanyaan adiknya itu. Selain memikirkan Andi, tiba-tiba ia teringat sesuatu. Ia langsung menanyakan kepada ibunya.
“ Bu, siapa yang mendonorkan mata untuk Tania?”
Seketika ibuknya terbatuk. “Oranglah, masa hewan” jawab ibunya menyembunyikan sesuatu.
“Ya udah bu. Aku pergi dulu, mau keluar sebentar.” Ia langsung beranjak dari meja makan.
Di perjalanan yang tak jauh dari rumahnya, ia memeriksa tasnya. Ternyata ponselnya ketinggalan. Terpaksa ia kembali ke rumah untuk mengambil ponselnya. Ia pun bergegas berjalan menuju rumahnya.
Sesampainya di depan pintu, ia tak percaya apa yang ia dengar. Ia mendengar perbincangan ibu dan ayah. Matanya mulai berkaca-kaca. Tak kuasa menahan tangis, ia bersandar di dinding rumahnya. Tak lama kemudian, ia masuk.
“ Kenapa ibu menyembunyikan ini?” tanya Tania yang mengagetkan ibu dan ayahnya.
“ Tania” ucap bu Indah dengan kaget.
“ Maafkan ibu nak, ibu hanya menyampaikan amanah dari Andi.”
Tania tak bisa menahan tangis.
“Tania, kamu tahukan. Andi dari dulu mencintaimu. Satu yang tak pernah kamu tahu, ia mengalami kanker otak. Tetapi ia terus menghubungi kamu dalam kondisi yang sangat lemah demi ingin mendapatkan kabar darimu. Tapi, kamu jarang sekali membalas pesannya.
Dan saat ia tahu kamu membutuhkan donor mata, ia berpikir bahwa hidupnya takkan lama lagi. Maka ia menyerahkan matanya untuk mu Tania. Dan hadiah yang dimaksud itu adalah matanya sendiri. Sekarang ia hidup di mata mu” Ucap ibunya sambil menangis.
Tania hanya menangis dalam diam dan merasakan penyesalan yang begitu besar.
Tamat ….
Cerpen ini ditulis oleh Friska Oktaria kamu juga bisa menulis karyamu di belapendidikan, dibaca jutaan pengunjung, dan bisa menghasilkan jutaan rupiah setiap bulannya, Daftar Sekarang