web portal pendidikan – Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua, kembali lagi nih bersama saya untuk membuat sebuah postingan edukasi yang berjudul Gerakan Sosial. Untuk mengetahui penjelasan lengkap dari Gerakan Sosial dapat anda simak dalam artikel ini.
Gerakan Sosial
Gerakan sosial merupakan salah satu bentuk utama dari perilaku kolektif. Secara formal gerakan sosial didefinisikan sebagai suatu kolektivitas yang melakukan kegiatan dengan kadar kesinambungan tertentu untuk menunjang atau menolak perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau kelompok yang mencakup kolektivitas itu sendiri.
Batasan yang sedikit kurang formal dari gerakan sosial adalah suatu usaha kolektif yang bertujuan untuk menunjang atau menolak perubahan.
Gerakan sosial lahir pada mulanya sebagai suatu kelompok orang yang tidak puas terhadap keadaan. Kelompok itu semula tidak terorganisasi dan terarah, serta tidak memiliki rencana.
Orang-orang saling membagi duka dan mengeluh; para cendikiawan menulis karangan; para warga Negara menulis surat pembaca editor; orang melakukan eksperimen menyangkut bentuk eksperimen baru. Pemimpin dan organisasi pada kebanyakan gerakan biasanya muncul tidak sama setelah situasi demikian tercipta.
Setelah mengalami tahap aktif yang jarang melebihi masa satu atau dua dasawarsa, gerakan itu lalu mengalami penurunan kegiatan. Kadangkala gerakan itu sempat menciptakan organisasi permanen atau suatu perubahan (hak pilih bagi kaum wanita), dan sering kali gerakan itu hilang begitu saja tanpa bekas yang berarti (gerakan Esperanto yang menuntut adanya bahasa universal).
Dalam A Dictionary of Sociology, gerakan sosial didefinisikan sebagai, “upaya terorganisir yang dilakukan oleh beberapa pihak untuk merubah atau ‘menolak’ perubahan yang terjadi dalam salah satu sendiatau beberapa sendi kehidupan masyarakat.”
Istilah tersebut untuk pertama kali digunakan oleh Claude Henri Saint Simon untuk mengidentifikasi gerakan “protes” masyarakat yang terjadi di Perancis pada abad ke-18 Di era kontemporer, terminus “gerakan sosial” menunjuk pada suatu kelompok atau organisasi yang berada di luar mainstream sistem pemerintahan yang berlaku. Dengan demikian lebih tampak sebagai suatu bentuk tindakan “oposisi” atas status quo.
Dalam hal ini, disiplin sosiologi melakukan kajian atasnya terkait strategi rekruitmen, dinamika serta dampak yang ditimbulkan dari suatu kelompok atau organisasi sosial terhadap kehidupan masyarakatlebih pada kajian sosiologi organisasi.
Gerakan Sosial
Karakter dan penyebab lahirnya gerakan social setidaknya memiliki empat karakter utama, yaitu:
1. Tindakan kolektif
2. Bertujuan
3. Terorganisir
4. Dan bersifat spontan.
Namun kiranya, perlu dicatat bahwa gerakan sosial berbeda dengan “gerakan politik” meskipun pada ranah yang berlainan keduanya memiliki pertautan yang begitu erat dan tak terpisahkan.
Gerakan sosial umumnya lahir dan diinisiasi oleh beberapa individu atau kolektif dalam masyarakat semisal kaum intelektual, cendekiawan, kelompok atau organisasi yang memiliki kesadaran berikut perhatian khusus terhadap masyarakat dan lingkungannya.
Tegas dan jelasnya, berbagai pihak pencetus gerakan sosial tersebut tak terintegrasi oleh mainstream sistem politik yang berlakubukan pelaku pemerintahan. Namun, ada kalanya pula ketika elit pemerintahan membelot dan menggandeng masyarakat untuk melakukan perubahan, dapat dikategorikan sebagai bentuk gerakan sosial mengingat keterlibatan sipil di dalamnya.
Di satu sisi, gerakan politik diinisiasi oleh mereka yang terintegrasi dengan sistem pemerintahan yang berlaku, sebagai misal termanifestasikan dalam bentuk manuver politik, koalisi dan lain sebagainya.
Begitu pula, sebentuk gerakan masyarakat yang mengatasnamakan partai tertentu di jalanan tidaklah dapat disebut sebagai gerakan sosial mengingat ter-integrasi-nya mereka dalam sistem politik secara tak langsung berikut ditemuinya kontrol (arahan) partai secara terpusat.
Pada ranah yang berlainan, Mc Adam dan Tarrow menguraikan penyebab mungkinnya suatu gerakan sosial muncul ke permukaan. Menurut mereka, terdapat empat elemen (variabel) yang mempengaruhinya antara lain:
- Lembaga politik yang mulai mengalami keterbukaan
- Tengah tercerai-berainya keseimbangan politik, sedang keseimbangan baru belum terbentuk.
- Terjadinya konflik di antara para elit politik.
- Para “pelaku perubahan” digandeng oleh para elit pemerintahan untuk melakukan perubahan.
Secara sederhana, kesadaran dapat diartikan sebagai suatu bentuk pola pikir yang menginsyafi bahwa segala sesuatu tidaklah tercipta secara sui generic “apa adanya”, melainkan melalui serangkaian proses berikut pentahapan yang mendahuluinya di mana setiap kita memiliki “kuasa” guna mempengaruhi, merombak bahkan menghancurkannya.
Gerakan Sosial
Bentuk Bentuk Gerakan Sosial
Disekitar kita banyak terdapat macam-macam gerakan sosial.Seperti gerakan buruh, gerakan petani, gerakan mahasiswa, gerakan religius, gerakan sosial, gerakan radikal, gerakan ideologi, dan kalau kita menganalisis secara terperinci maka sangat banyak macam-macam gerakan sosial yang tumbuh di dalam tataran masyarakat.
Karena keragaman gerakan sosial sangat besar, maka berbagai ahli sosiologi mencoba menklarifikasikan dengan menggunakan kriteria tertentu. Membentuk Gerakan Sosial menjadi enam bentuk, yaitu:
1. Gerakan Perpindahan
Orang yang kecewa bisa saja menginginkan perpindahan. Manakala banyak yang melakukan perpindahan ke suatu tempat pada waktu yang bersamaan. Beberapa contoh gerakan seperti itu ialah migrasi orang-orang Irlandia ke Amerika Serikat setelah terjadi kegagalan panen kentang, kembalinya orang-orang yahudi ke Israel, yang dikenal sebagai istilah zionisme, perlarian dari orang-orang Jerman Barat sebelum mereka terkungkung oleh Tembok berlin, dan lain-lain.
2. Gerakan Ekspresif
Bilamana orang tidak mampu pindah secara mudah dan mengubah keadaan secara mudah pula, maka mereka mungkin saja akan mengubah sikap mereka. Melalui gerakan ekspresif orang mengubah reaksi mereka terhadap kenyataan, bukannya berupaya mengubah kenyataannya itu sendiri. Terdapat banyak ragam gerakan ekspresif, mulai dari music, dan busana sampai dengan bentuk yang serius (berbagai gerakan keagamaan, dan aliran kepercayaan).
3. Gerakan Utopia
Gerakan ini merupakan upaya untuk menciptakan masyarakat sejahtera dalam skala kecil. Model tersebut dapat dicontoh dan mungkin dapat diterapkan pada masyarakat luas. Di Amerika Serikat pernah terdapat puluhan komunitas utopia. Tidak banyak dari komunitas itu mampu bertahan sampai beberapa tahun. Gerakan utopia yang paling berhasil belakangan ini adalah gerakan kibut Israel.
4. Gerakan Reformasi
Gerakan ini merupakan upaya untuk memajukan masyarakat tanpa banyak mengubah struktur dasarnya. Gerakan semacam ini biasanya muncul di negara demokratis, jarang terjadi di Negara yang tidak membenarkan perbedaan pendapat. Dalam sejarah Amerika Serikat tercatat puluhan gerakan reformasi, misalnya gerakan abolisi (penghapusan), gerakan pelarangan minuman keras, gerakan kaum wanita, gerakan penciptaan lingkungan, dan masih banyak lagi.
Gerakan Sosial
5. Gerakan Revolusioner
Revolusi sosial merupakan gerakan perubahan system social yang berlangsung secara besar-besaran dan tiba-tiba, serta biasanya menggunakan kekerasan. ‘pembentrokan istana’, yang tandai oleh perubahan penguasa tanpa adanya perubahan sistem kelas sosial atau distribusi kekuasaan dan pendapatan dikalangan kelompok masyarakat, tidak termasuk dalam klasifikasi revolusi sosial.
Para orang revolusioner pada umumnya menentang pengikut gerakan reformasi, karena orang-orang revolusioner berkeyakinan bahwa reformasi yang berarti tidak mungkin tercipta bila mana sistem social yang ada tetap berlaku.
Proses terciptanya revolusi dapat dilihat pada revolusi Iran yang terjadi pada masa itu
a. Menyebarluasnya perasaan ketidakpuasan dan menurunnya dukungan terhadap rezim yang berkuasa (orang-orang Iran di dalam dan di luar negeri melakukan demontrasi yang menentang Shah Iran);
b. Meningkatnya kekacauan, kerusuhan, dan pemboman, yang disertai dengan ketidak mampuan pemerintah menciptakan ketenangan, kecuali dengan menggunakan penekanan keras;
c. Digulingkannya pemerintah (Shah Iran melarikan diri) bersamaan dengan menyatunya angkatan bersenjata ke dalam gerakan revolusi.
Revolusi sosial merupakan satu transformasi menyeluruh tatanan sosial, termasuk didalamnya institusi pemerintah dan sistem strafikasi. Revolusi di Rusia pada tahun 1917 dan revolusi di Tiongkok pada tahun 1949 dapat dimasukan dalam kategori ini, karena di kedua masyarakat tersebut sistem budaya, sosial, politik dan ekonomi lama dirombak menyeluruh diganti sistem komunis.
Apa yang membedakan revolusi dengan gerakan sosial lain? Menurut Giddens, suatu revolusi harus memenuhi tiga kriteria, antara lain:
1. Melibatkan gerakan sosial massal
2. Menghasilkan proses reformasi dan perubahan
3. Melibatkan ancaman atau penggunaan kekerasan
Dengan demikian menurut Giddens, revolusi perlu dibedakan dengan kudeta dan pembrontakan, karena menurutnya kudeta hanya melibatkan penggantian pemimpin dan tidak mengubah institusi politik sedangkan pembrontakan tidak membawa perubahan nyata meskipun melibatkan ancaman atau penggunaan kekerasan.
Gerakan Sosial
Jika gerakan hanya bertujuan untuk mengubah sebagian institusi dan nilai, maka nama yang diberikan ialah gerakan reformis (reformist movement). Atas dasar kriteria ini gerakan Boedi Oetomo yang didirikan pada tahun 1908 di Jakarta merupaskan gerakan reformis, karena tujuan utama mereka adalah memberikan pendidikan Barat formal kiepada putra-putri pribumi.
Gerakan yang berupa mempertahankan nilai dan institusi masyarakat disebut Kornblum gerakan konsevatif (conservative movement). Di Amerika Serikat, misalnya usaha kaum feminis ditahun 1980-anj untuk melakukan perubahan pada konstitusi demi menjamin persamaan hak lebih besar antara laki-laki dan perempuan (ERA atau Equal Rights Amandment) ditentang dan akhirnya digagalkan oleh gerakan konsevatif perempuan STOP-ERA “suatu gerakan anti feminis yang melihat sebagai ancaman terhadap peranan perempuan dalam keluarga sebagai istri dan ibu.
Suatu gerakan yang disebut reaksioner (reactionary movement) manakala tujuannya ialah untuk kembali ke institusi dan nilai di masa lampau dan meninggalkan institusi dan nilai masa kini. Contoh yang di berikan Kornblum ialah gerakan Ku Klux Klan di Amerika Serikat. Organisasi rahasia ini berusaha mengembalikan keadaan di Amerika Serikat ke masa lampau di kala instituisi sosial mendukung asas keunggulan orang kulit putih di atas orang kulit hitam (White Supermacy).
6. Gerakan Perlawanan (Resistance Movement)
Gerakan dan Ku Klux Klan lahir dibagian selatan seusai perang saudara dan berjuang agar peran orang-orang kulit hitam tetap tidak merubah. Gerakan seperti itu muncul kembali dalam berbagai kurun waktu diberbagai tempat, dan berperan sebagai gerakan pribumi yang berupaya untuk melindungi orang-orang amerika yang sebenarnya dalam menghadapi orang-orang kulit hitam, Katolik, asing, atheis, dan orang-orang liberal.
Banyak sekali gerakan perlawanan dewasa ini menyatakan kekecewaan mereka terhadap arah perkembangan bangsa Amerika. Beberapa diantaranya adalah gerakan pendukung-kehidupan yang ingin meniadakan pengesahan aborsi, gerakan anti pornografi, gerakan yang berupaya mengesahkan jam ibadah di sekolah, dan gerakan lainnya.
Gerakan Sosial
C. Gerakan Sosial dalam Perspektif Sosiologi
Pada gerakan social dalam perspektif teori sosiologi terdapat empat macam, yaitu:
Pertama, Marxisme. Teori Marx menegaskan bahwa dimasyarakat industry, gerakan sosial dan revolusi berasal dari kontradiksi structural utama antara capital dan buruh. Merka adalah aktor-aktor utama dalam konflik social ini. Ketidakpuasan oleh kaum buruh inilah yang akhirnya memunculkan gerakan sosial yang bertujuan memperjuangkan nasib mereka.
Kedua, Interaksionisme. Simmel (1908), memahami konflik sebagai sebuah proses interaksi. Pada tahun 1920an, Mashab Chicago melalui teori interaksionalisme simbolik juga mengadopsi pemikiran Simmel ini untuk mempelajari tentang perilaku kolektif dan gerakan sosial.
Berdasarkan asumsi bahwa individu dan kelompok orang bertindak berdasarkan espektasi bersama dan bahwa gerakan sosial muncul dari suatu situasi yang tak terstruktur atau “chaos”.
Suatu situasi dimana hanya ada sedikit pedoman cultural bersama atau pedoman itu berantakan dan harus didefinisikan kembali. Menurut teori ini, gerakan social adalah ekspresi kolektif dari rekonstruksi situasi social tersebut. Jadi gerakan sosial adalah “usaha kolektif untuk menciptakan tatanan kehidpan yang baru (Blummer, 1939).
Ketiga, fungsionalisme structural. Ada tiga varian dalam model gerakan social menurut teori fungsionalis structural.
Gerakan Sosial
Pertama, teori masyarakat massa. Teori ini mempostulatkan individu sebagai yang teratomisasi (Kornhauser, 1959), Karena tercabut dari akarnya akibat perubahan social yang cepat, urbanisasi dan hilangnya ikatan tradisional, terisolasi dari relasi kelompok dan kelompok normative, maka individu didalam masyarakat massa bebas dan cenderung berpartisipasi dalam jenis kelompok baru seperti gerakan sosial.
Kedua, teori tekanan sturktural. Teori ini memandang bahwa penyebab utama kemunculan gerakan sosial adalah terganggunya keseimbangan dari system social (Smelser, 1962). Nonkorespondensi antara nilai-nilai yang dianut dengan praktek masyarakat actual, tertutupnya fungsi institusional, elemen disfungsional yang mengganggu kelangsungan system, semuanya merupakan hal-hal yang dapat mengganggu keseimbangan system social, memicu ketegangan structural dan kemudian memacu gerakan sosial.
Ketiga, teori deprivasi relative. Teori ini merupakan salah satu “turunan” psikologi social dari teori tekanan. Tekanan ini bukan diakibatkan oleh diskrepansi structural tetapi berasal dari perasaan subyektif: yaitu ketika orang merasa gagal menggapai harapannya.
Nah, itulah penjelasan dari artikel yang berjudul Gerakan Sosial. Semoga dapat bermanfaat dan kami berharap ada saran dan kritik buat masukan bagi artikel ini. Silahkan berkomentar dibawah ini jika ada tanggapan dari para pengunjung.