Web portal pendidikan – Selamat malam sob, kali ini admin akan publish artikel milik mas Kuswan yang judulnya Era Milenium Menambah Pengangguran ? . Apa sih maksud dari kutipan judul diatas ? Mau tau argumen mas kuswan, silahkan ikuti artikel berikut.
Era Milenium Menambah Pengangguran
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN / BAPPENAS) Bambang Brodjonegoro memprediksi era digitalisasi bakal memberikan dampak kepada peningkatan jumlah pengangguran.
Pasalnya, industri cepat maupun lambat bakal menggantikan manusia dengan teknologi. Akibat dari era digitalisasi, pengurangan tenaga kerja semakin terjadi baik di sektor ritel maupun sektor lain, perbankan juga tergolong didalamnya.
BPS Provinsi Jambi beberapa waktu lalu menghadirkan angka penganguran. Pada Agustus 2017, jumlah pengangguran kurang lebih sekitar 860 orang di banding Agustus tahun 2016. Tetapi apabila dibandingkan Agustus 2017, pengangguran kurang lebih 3,5 ribu orang.
Apakah prediksi Menteri PPN/Bappenas berlaku hanya untuk Provinsi Jambi?
Indikasi faktor itu sudah mulai terjadi. Sebab, ada data yang digunakan untuk menampilkan potret situasi ketenagakerjaan tersebut.
Sebuah teori meteorologi serta geofisika yang dapat dijadikan pilihan dalam ilmu ekonomi merupakan teori butterfly effect. Teori ini mengajarkan supaya kita tidak abal abal dalam memikirkan hal-hal kecil.
Bisa saja indikasi itu merupakan kupu-kupu dengan kepakan-kepakan kecil yang dapat mengangkat dampak yang dasyatt. Selayaknya mulai saat ini kita mulai peduli, apabila ada indikasi dari prediksi Menteri PPN / BAPPENAS terjadi di Provinsi Jambi. Biar tak terjadi tornado yang dapat memporak porandakan Provinsi Jambi.
[wpspoiler name=”Artikel Terkait “Era Milenium Menambah Pengangguran”” open=”true” style=”wpui-green”]Cara Mencari Peluang Usaha Sekecil Apapun
Tanggung Jawab Produsen pelaku Usaha
Menganalisa Peluang Usaha
Pengertian Wirausaha[/wpspoiler]
Ketenagakerjaan Provinsi Jambi
Jumlah penduduk yang bertambah menyebabkan perubahan dalam masyarakat. Penduduk yang menginjak usia produktif yang dapat bekerja ataupun menjadi anggota pekerja yang jumlahnya kurang lebih 1,7 juta angkatan kerja dari 2,5 juta penduduk usia kerja di Provinsi Jambi.
Penduduk yang sekolah serta ibu-ibu rumah tangga tidak tergolong dalam angkatan kerja, meskipun usia mereka produktif. Penduduk yang bekerja kurang lebihnya 1,66 juta, sedangkan jumlah penganggur 66 ribu.
Selama setahun belakangan ini jumlah penduduk bekerja bertambah 33 ribu orang. Penambahan tersebut tidak sedikit merupakan pekerja jasa kemasyaratan, sosial, perorangan (32,9 ribu) kemudian pekerja transportasi pergudangan, komunikasi (4,9 ribu), pekerja pertanian (4,3 ribu).
Berbagai sektor mengalami pengurangan jumlah pekerja, yaitu pertambangan serta penggalian (7 ribu), konstruksi (4 ribu), gas, listrik, air minum (1,09 ribu), serta lembaga keuangan (866).
Pada Agustus 2017, tingkat peluang kerja mencapai angka 96,13 %. Ini menunjukkan bahwa kondisi ketenagakerjaan Provinsi Jambi dalam kondisi sangat baik. Bahkan lebih baik dibanding tingkat nasional hanya 94,50.
Era Digitalisasi serta Pengangguran
Dalam era Milenium ini, semua faktor menjadi lebih mudah. Pesan ojek, ataupun taksi tidak butuh lagi harus nunggu di pingir jalan. Kemudahan berbelanja, dan membeli makanan, semua ada dalam genggaman.
Bagi plaku usaha, ini merupakan ancaman sekaligus peluang. Peluang untuk lebih efisien serta manjur dalam menggerakan usahanya. Siapa siap maka dia untung, tak siap bakal berkabung.
Era digital identik disebut era teknologi. Pelaku usaha wajib mulai memakai teknologi. Pada saat yang bersamaan, ketika teknologi masuk lalu bagaimana peran manusianya? Apakah teknologi sanggup mengurangi jumlah pekerja manusia?
Butuh kajian khusus untuk kita lihat hubungan antara era digitalisasi dan juga jumlah pekerja. Data-data BPS menunjukkan bahwa faktor terjadinya pegurangan karena izin usaha yang tak resmi, baik di bidang manapun terjadi pengurangan jumlah pekerja. Begitu juga terjadi di kategori konstruksi. Teknologi dalam konstruksi, seperti pembangunan gedung, serta pengaspalan jalan sanggup mengurangi jumlah pekerja.
Tapi tidak sama dengan kategori transportasi, pergudangan, serta komunikasi. Teknologi berupa software transportasi online, seperti Go-Jek, sanggup menyerap tenaga kerja baru. Tidak sedikit peluang kerja terbentuk. Terus meningkatnya peluang kerja, maka peluang sesorang untuk dapat bekerja lebih besar.
Solusi
Digitalisasi ekonomi tak terelakkan. Antisipasi butuh dipersiapkan. Dengan era seperti ini, maka semua stakeholder baik pemerintah, pelaku bisnis serta masyarakat juga butuh dalam mengambil peran.
Pemerintah butuh mengkaji apakah telah selaras antara keterampilan angkatan kerja provinsi Jambi dengan kebutuhan teknologi yang ada. Apabila tidak, maka solusi konkrit wajib untuk dilakukan.
Misalnya buat ataupun memudahkan izin bagi pembukaan sekolah-sekolah vokasi. Kursus-kursus yang dapat membangun keterampilan angkatan kerja butuh didukung, dengan adanya keleluasan pajak ataupun dukungan dalam bentuk lain.
Khusus Balai Latihan Kerja (BLK) butuh diperbarui lagi kurikulum terkait teknologi serta peralatan yang ada. Supaya lulusan BLK langsung dapat linkage dengan dunia kerja.
Pemerintah juga wajib untuk terus memperhatikan generasi milenial. Sebab mereka lah yang bakal menjadi aktor mutlak dari era digitalisasi ekonomi ini. Industri-industri kreatif merupakan wilayahnya anak-anak milenial. Pemerintah harus mendukung segala kegiatan ini.
Pelaku bisnis juga wajib mulai beralih serta siap menerapkan usahanya dengan teknologi. Berbagi alokasi waktu maupun untuk meng adobsi teknologi ini. Setelah itu, siaplah merekrut tenaga kerja yang ada di Provinsi Jambi yang punya kapasitas teknologi.
Semoga dalam era digitalisasi ekonomi saat ini, sumber daya manusia provinsi Jambi sanggup mengantisipasi dan tidak trgerus dalam roda digitalisasi ekonomi.
“Penulis Merupakan Pegawai BPS di Provinsi Jambi”
Terima kasih sudah membaca artikel tentang Era Milenium Menambah Pengangguran ?. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi pengembangan artikel ini lebih lanjut.