Web portal pendidikan – Cerpen kali ini berjudul Notasi yang hilang, yang dikirimkan oleh salah satu peserta dalam ajang lomba cerpen nasional bersama belapendidikan.com. Untuk lebih lengkapnya dapat kita lihat sebagai berikut.
Cerpen : Notasi Yang Hilang (Bagian Pertama)
Hujan dimana peristiwa pilu hati pernah diporak porandakan seenaknya oleh seseorang. Berlari mengejar seseorang yang nyatanya tidak pernah perduli denganku. Jatuh bangun tersungkur dari waktu ke waktu. Aku adalah segenap jiwa yang pernah mati dimasalalu.
Dulu Aku pernah sesekali mencintai seseorang dengan hebat aku berjuang untuknya, hingga segenap jiwa bernyawa ini seperti mati di hadapan seseorang. Seseorang yang kukenang hingga saat ini. Dia adalah Roy, lebih tepatnya Roynaldo kekasihku dulu. Betapa keras aku mencintainya, hingga rasa tertatih mulai muncul pada akhirnya. Apa saja bisa kulakukan untuknya asal masih tetap bersamanya.
Hari berganti hari, teriakanku tiada arti untuknya, Mungkin, saat itu hanya tetesan airmata yang mewakili perasaanku. Dia seseorang yang bisa dikatakan manis pada awalnya, awal hubungan kita tidak pernah terjadi cek cok bahkan pertikaian yang bisa menyakiti satu sama lain.
Jujur, saat ia pergi jauh aku adalah sosok yang paling hancur saat itu. Banyak sekali kenangan suka duka diantara kita, bahkan akupun masih ingat hingga saat ini betapa indahnya anugrah Tuhan menciptakan sebuah rasa dalam diri setiap insan.
Dia bersifat acuh kepadaku karena dia sangat mencintaiku, dan aku sangat merasakan hal itu. Dia romantis kok! Buktinya dia waktu pertama kita ketemu depan kosan dia nembak aku bawa bunga kamboja yang metik gratis depan kosan hehehe…
Iyahhhh, Sungguh manis memang kenangan kita, saat semua belum hancur diterpa badai emosi. Yang kuingat darinya adalah saat Ia hoby sekali datang tiba tiba layaknya hantu, datang tak diundang pulang bawa cerita.
Dia serig menemuiku didepan kosan dengan menggunakan sepeda motor bebeknya untuk menghantarkan makanan untukku dan kita makan berdua. Dia memang bisa ku bilang anak yang berekonomi kelas atas, namun aku tidak menyukai bila ia banyak gaya dan pamer harta orang tuanya didepanku, Aku lebih menyukai dia yang biasa saja dihadapanku. Aku sangat rindu moment itu… Moment singkat yang kukira akan indah selamanya, namun nyatanya tidak!.
Hari hari manis kujalani dengannya. Kita juga pernah ko pergi ke pasar malam beli arumanis, hehehe iyah… Saat itu, aku sedang ngambek dengannya karena, namun dia datang ke kosanku secara tiba tiba dan mengajaku pergi ke Pasar malam yang tempatnya tidak jauh juga dari kosanku. Hari indah berganti, layaknya mawar semakin mekar merah merona disepanjang harinya.
Mungkin, Aku sudah seperti istrinya, dimana aku dikenalkan dengan saudaranya dan ibu angkatnya, tempatnya di warung Bu Marno, yah kisah indah yang sejatinya tak ingin ku akhiri selamanya.
Yang kuingat dari kata Bu Marno Adalah “Mbak lia harus sabarrr yahhh….menghadapi mas Roy, dia memang seperti anak kecil sukanya manja manja”, ujarnya sambil bercanda denganku. Saat itu aku hanya tersenyum malu melihat perkataan seperti itu.
Cerpen : Notasi Yang Hilang (Bagian Kedua)
Secangkir kopi yang penuh cerita diantara kita. Mengapa aku bilang begitu?, sejatinya aku selalu membuatkan secangkir kopi hitam untuknya. ketika dirumah, bahkan ketika dia menemuiku di Kos kosan.
Yah… Aku sering sekali dikerjain habis habisan olehnya tentang masalah kopi. Dimana dia pernah menyuruhku untuk membuatkan secangkir kopi dengan banyak syarat. Aku membuat kopi pada gelas pertama, dimana ia mengatakan bahwa kopi itu berasa strowbery, dimana mungkin gelasnya habis dipakai temanku meminum jus lalu mencucinya tidak bersih.
Yang ke dua aku bikinkan kembali kopi dengan rasa yang sama, nyatanya dia mengatakan bahwa kopi yang diminum berasa sabun, itu juga benar si… berasa dia hampir keracunan hehehe… iyah, aku menyucinya terburu buru hingga tersisa sabun.
Pada akhirnya aku membuatkan kopi pada sebuah botol aqua, dan dia membuangnya karna rasanya tidak enak dan tidk kental. Terakhir kalinya aku membuat kopi dan kopi itu sangat enak menurutnya. Semua peristiwa itu membuatku lihay dalam membuat kopi sangat enak tanpa dikomen lagi saat itu.
Mungkin, kenanganku dengannya sangatlah sederhana, namun banyak cerita bermakna yang banyak kuambil untuk hari ini. Semuanya terlihat indah sebelum aku pergi pendidikan prakerin selama beberapa bulan ke Kota Semarang.
Jarak jauh membuatnya gila tak bisa tertahankan emosinya denganku, Kondisi seperti itu membuatku setres seketika. Yahh,, namanya cinta, ketika kita merasakan berbagai hal manis, kitapun harus siap juga untuk merasakan hal yang pait, layaknya kopi hitam yang kubuat tanpa ku aduk.
Hari hari saat kujauh dengannya selama beberapa bulan, seperti halnya dunia ini telah menghantarkanku ke neraka. Suatu hari aku yang bertukar akun sosial media dengannya, ketika dia membuka semua itu, habislah riwayatku!!. Banyak sekali laki laki yang menginbok akun ku, hal ini membuat cek cok setiap harinya antara aku dan dia.
Laki laki itu bernama Husain. Husain Adnan teman SMP ku, dia menyukaiku dari aku duduk di bangku SMP hingga aku dewasa, namun aku tidak menyukainya. Tetap saja kekasihku tidak pernah mempercayai hal itu dan terus saja memaksaku untuk pergi dari hidupnya.
Sungguh! peristiwa ini membekas dimemoriku. Saat ia menginginkan pergi berkali kali, jatuh bangun aku mempertahankannya, dimana aku dikota orang aku ingin pergi tanpa tau arah jalan pulang untuk pergi ke stasiun dan pergi pulang menemuinya.
Cerpen : Notasi Yang Hilang (Bagian Ketiga)
Entah kenapa rela sekali aku meninggalkan pendidikan hingga diancam bisa jadi aku tidak lulus sekolah saat itu. Memang kadang cinta membuat kita gila dan lupa akan dunia. Ketika rasa emosi telah menjadi satu.
Satu bulan berlanjut, aku semakin gila dengan kata kata kasarnya yang seringkali memanggilku “Pelacur!!!” dan kata kata kasar lainnya, entah salahku hanya itu, kesalah pahaman yang bercampur emosi teralu sayang dia padaku, membuatku kehilangan setengah warasku.
Aku tidak pernah bebas untuk bergaul dengan teman temanku, dia selalu menyangkut pautkan dengan tuhan bila aku berbohong. Aku merasa tertekan disitu, dimana aku tidak bisa menikmati sejengkal waktu bersama teman temanku dimasa mudaku.
Bahkan aku tidak boleh meninggalkan kosan ataupun sekolah tanpa seijinnya. Dia seperti sudah menjadi suamiku saja, hingga waktuku hanya ingin untuknya saja, tanpa orang lain meminta waktuku sekejap saja.
Waktu berjalan dengan cepat, jarak jauh membuatku gila, apalagi setiap hari aku yang di telfon dengn kata kata kasar!, hingga aku tidak bisa tidur. Hingga aku sesekali kehilangan warasku, hingga aku tak tersadarkan diri tidur di tempat cucian piring akibat mengangkat telfonnya, jujur saja semua suasana menghipnotisku sekejap.
Aku lupa sedang berada ditempat kotor dan kumuh, dan aku tertidur terlelap disitu hingga teman temanku semuanya menganggapku gila. Dari peristiwa itu, aku kehilangan semua teman temanku dan kebahagiaanku.
Setelah aku pulang, aku mengabarinya dengan pesan singkat bahwa aku hari itu akan pulang dan segera mungkin menemuinya. Namun apa yang kudapat! aku pulang jauh jauh aku hanya mendapatkan tamparan keras olehnya, saat itu aku hanya ingin memberikan oleh oleh untuknya, namun air mata yang kudapat! bekas luka memar dipipi tercipta dihari itu juga.
Tak hanya aku di tampar olehnya, Aku di ludahi olehnya karna aku hanya diam dan menangis ketakutan yang melihat sosok dia berubah menjadi monster yang sangat mengerikan.
Aku sudah menjelaskan siapa Husain sebenarnya padanya, namun tetap saja dia tak percaya denganku, hingga rokok yang ia nyalakan ia sengaja sekali melempar ke tanganku hingga membekaskan luka bakar hingga saat ini.
Hari penuh dengan tangis, namun aku sangat sayang dengan sosoknya, Aku tidak menginginkan dia pergi, dan Aku berjanji pada diriku bahwa kata perpisahan tidak akan pernah berlaku dalam hubungan kita dan takan pernah aku menjawabnya dengan kata “iya”.
Cerpen : Notasi Yang Hilang (Bagian Keempat)
Hari hari tersungkur ini membuat ku frustasi dibuatnya. Kecemburuannya sudah membabi butakan dirinya dengan sosok aku, bahkan ia selalu saja mengungkit perjuangan yang pernah ia lakukan untukku.
Aku tak menyangka dia hampir saja membunuhku di rel kereta api namun aku hanya bisa menangis dan tak mampu untuk melawannya.
Bukan sekali dua kali ia menamparku, saat aku pulang sekolah sore pun ia tak mempercayaiku sedang ada pembelajaran hingga sore hari, bahkan dia datang ke sekolahku dan memberanikan dirinya menemui guruku.
Sungguh! malu bukan main aku depan teman temanku dan guruku, dengan menggunakan motor gede dan suara kenalpot yang membuat jantungku hampir copot melaju cepat depan kosanku.
Cemburu buta sekali dengan sosok Husain, padahal aku tidak pernah mengonteknya bahkan bertemu lagi dengan sosoknya. “Praaaaaaaaaak!!!” beberapa kali tamparan membekaskan luka lara dipipiku.
Heran sekali aku dengan sosok aku yang sabar sekali menghadapi sikapnya, hingga pada saatnya aku resah dan aku semakin dihauji oleh teman teman sebayaku, teman sekolahku bahkan temanku bergaul sekalipun.
Hujan meninggalkan bekas luka pahit dihati, hujan saksi bisu patah hati, dan hari hari pahit telah kulewati. Hujan pukul 09.00 malam, kos kosanku banjir dan aku sedang membereskannya, terlihat sosoknya datang kembali dengan emosi, lelah memang!. saat itu aku ingin lepas darinya, namun aku tidak berani mengatakan sesungguhnya.
Dengan kebiasaannya dia marah padaku, dengan memukul dan menampar wajahku itu sangat biasa, hingga cek cok itu berakhir hingga pukul 10.30 malam di saksikan bersama derasnya hujan dimalam hari.
Aku hanya bisa menangis dan menunggu dia pergi pulang ke rumahnya, dengan keadaan motor mogok. Luluh lantah perasaanku hingga aku hujan hujanan dan masuk ke kamar dengan tangis tiada hentinya. Keadaan itu semakin buruk menurutku, dengan pesan pesan singkat kasar darinya membuatku ingin kabur dari tempat ini.
Pukul 00.00 malam yang sunyi bersama hujan deras aku memaksakan untuk pergi dan pulang dengan menggunakan sepeda motor ke rumahku. Cinta bisa mengalahkan apapun bahkan depresi akibat cinta membuat seseorang tidak bisa berpikir panjang tentang keselamatan dirinya.
Aku lepas Kontrol dan pulang melewati jalanan sepi hingga pada akhirnya sampai dirumah. Alasanku pulang hayalah aku sedang tidak enak badan. Hari itu terakir aku masuk sekolah dan membuatku tak ingin datang ke wilayah yang dia ketahui keberadaanku.
Dan setelah beberapa hari kemudian berangkat sekolah dan ke kosan kembali, karena aku takut, bila aku lari aku akan kehilangan masa depanku. Setelah mencari dan mencari diriku dia datang secara tiba tiba dan meminta maaf, aku kira semua telah baik baik saja, namun luka lagi yang kuterima lebih parah dari sebelumnya.
Handpone baruku senilai 2 juta lebih, yang dibelikan orang tuaku susah payah dengan bercucuran air mata dan keringat dia musnahkan dalam sekejap saja, dia meminta handphone ku lalu dia melihat poto poto digaleryku, aku kira semua poto tidak ada poto- poto yang seperti halnya tidak pernah aku inginkan, nyatanya ada beberapa restaran photo yang terunggah yang sudah setahun lalu kuhapus muncul kembali, diantaranya ada poto Husain.
Melihat semua itu dia lepas kendali dan cemburu buta, dia datang kembali, dengan membanting handpone ku dan menamparku dengan bahasa kasar “Pelacur!!!” sungguh itu kisah yang teramat sakit. Aku kehilangan handphoneku.
Kadang cinta membuat seseorang lupa akan kebaikan seseorang yang pernah dia lakukan untuknya, namun dia jahat seperti itu padaku aku hanya mendoakan dia semoga suatu hari dia akan sadar akan arti cinta yang sesungguhnya. Aku yakin disetiap masalah pasti ada jalan keluarnya!.
Cerpen : Notasi Yang Hilang (Bagian Kelima)
Kembali lagi dengan peristiwa hujan dan tangis, di bawah derasnya hujan kita mengakhiri sebuah hubungan. Dia datang kedepan kosanku lalu dia menginginkan kita berpisah, Kejahatan yang dia lakukan barangkali suatu hal yang dia rencanakan agar aku pergi dan membawa benci. Nyatanya aku tidak pernah membencinya.
Dia menceritakan padaku bahwa dia telah dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan putri teman ibunya yang seagama dengannya. Jujur saja hancur sekali perasaanku setelah menjalin hubungan bertahun ini. Suka Duka telah kulewati dengannya, Namun, kita tak pernah bisa lari dari takdir yang telah digariskan Olehnya.
Cara itu dilakukan agar aku pulang membawa segenap luka, agar kebahagiaanku lenyap yang pernah kuciptakan bersamanya, Agar aku menjauh dan melupakannya. Dia denganku memang berbeda agama,
Namun aku selalu berfikir bahwa Cinta akan selalu hidup pada semua umat yang beragama. Karena Tuhan menciptakan cinta pada setiap manusia. Dan kehadiran cinta membuat kida sadar tentang apa arti cinta sesungguhnya!
Tamat …..
Biodata penulis:
Nama : Yuli Purwanti
FB : Yuli Purwanti
IG : Yuliie.P
Asal : Cirebon, Jawa Barat
Cerpen ini ditulis oleh Yuli Purwanti kamu juga bisa menulis karyamu di belapendidikan, dibaca jutaan pengunjung, dan bisa menghasilkan jutaan rupiah setiap bulannya, Daftar Sekarang