Cerpen : Gara Gara Smartphone

oleh -800 Dilihat
Cerpen : Gara Gara Smartphone
Cerpen : Gara Gara Smartphone

Web portal pendidikan – Cerpen kali ini berjudul Gara gara smartphone, yang dikirimkan oleh salah satu peserta dalam ajang lomba cerpen nasional bersama belapendidikan.com. Untuk lebih lengkapnya dapat kita lihat sebagai berikut.

Cerpen : Gara Gara Smartphone

Pagi itu seperti biasa, Putri berpamitan pada ibunya untuk pergi ke sekolah. Ya, memang Putri anak baik yang selalu menghormati orang tuanya. Putri seorang siswa Madrasah Aliyah yang sudah menginjak kelas 11. Putri anak yang sangat rajin. Rajin belajar dan rajin membantu orang tua. Yup, Putri selalu mengerjakan apa saja yang ibunya perintahkan sehingga ibunya merasa bangga memiliki anak seperti Putri.

Tepat pukul dua siang Putri pulang ke rumah dan, “bruk!”. Putri langsung masuk dan membuka peralatan sekolah seperti sepatu dan tasnya sambil terus memainkan Handphone.

Ia menyimpan sepatu di tempat sepatu dan tas nya disimpan begitu saja diatas kursi ruang tengah. Sementara itu Putri langsung masuk kamar. Yup, semenjak Putri memiliki smartphone ia jadi lebih sering memainkan smartphone nya dibanding membantu ibunya. Padahal waktu itu ibunya sedang masak di dapur.

“Putri…” panggil ibunya di dapur. “Iya bu.” Sahut Putri dari kamar sambil menemui ibunya. “Ini titip goreng tempe, ibu mau ke warung dulu sebentar. Awas jangan lupa!” pinta ibunya. “Iya bu siap” jawab Putri, karena memang Putri selalu menuruti perintah ibunya.

Ketika ibunya pergi, Putri meneruskan menggoreng tempe. Namun tidak lama kemudian smartphonenya berbunyi, sontak Putri langsung menuju kamar yang menjadi sumber suara dan meninggalkan dapur untuk sementara.

Namun tanpa disadari Putri terlalu lama memainkan smartphonenya sehingga ketika ibu pulang dari warung ibu kaget dan berteriak, “masyaallah Putriiiiii”. “Iya bu” Putri terperanjat dari kamar. Ternyata tempe yang digoreng Putri sudah gosong. “Aduh, maaf bu.” Putri merasa malu sekali karena sudah mengecewakan ibunya.

Ibunya memang tak pernah marah, namun ia tahu bahwa ibu merasa kesal sambil membereskan masakannya ibu tak bicara apa-apa dan Putri kembali ke kamar.
Hari semakin gelap, seperti biasa setiap selesai sholat maghrib rumah Putri selalu ramai dengan lantunan ayat suci Al-Quran.

Biasanya mereka membaca Al-Quran dikamar masing-masing sehingga tiap kamar berisi lantunan ayat suci. Namun malam itu ibu merasakan ada yang kurang. Yup, ibu tidak mendengar lantunan suara ayat suci dari kamar Putri.

Cerpen : Gara Gara Smartphone (Bagian Kedua)

“Putri” panggil ibu sambil masuk ke kamarnya. Ternyata Putri malah sedang bermain smartphone, “Putri, sini nak” sambil mengelus kepala Putri. “Kenapa tidak mengaji? Akhir-akhir ini ibu lihat Putri sering kali lalai, apa gara-gara smarthphone itu?”. “Tidak bu, Putri tidak apa-apa ko, Putri sedang banyak tugas saja dan tugasnya banyak disini bu.” sambil menunjuk smartphone miliknya.

“Iya nak ibu tahu sekarang semuanya semakin canggih, sehingga pelajaran sekolahpun bisa diakses melalui smarthphone.” “Tapi nak, bukan berarti semua waktumu dihabiskan dengan memainkan itu saja, kamu paham kan?”. Putri mengangguk dan sedikit memelas karena ia tahu sedang mengecewakan ibunya.

“Coba sekarang Putri lebih sering buka Al-Quran dan buku atau smartphone ini?”
“Terus Putri jadi cerdas dan lebih rajin membantu ibu setelah sering memainkan ini?” sambil nunjuk smartphone.

“Coba Putri renungkan, kalo saja Al-Quran ini bisa berbicara. Ibu yakin ia akan sedih bahkan nangis melihat pemiliknya lebih sering membuka smartphone dibanding membuka sang pedoman hidup.”

“Hmm iya bu Putri memang sering membuka ini daripada Al-Quran tapi Putri juga gak main-main ko, Putri ngerjain tugas bu.” Sanggah Putri.

“Nah dari situlah kamu harus benar-benar bisa membagi waktu mana yang sebaiknya dilakukan terlebih dahulu, masa ngerjain tugas seharian gak beres-beres.” Sambil tersenyum dan meledek Putri.

“Hehe iya bu maafin Putri. Putri sudah lalai dan jadi jarang buka Al-Quran lagi. Putri akan berusaha membagi waktu sebaik-baiknya bu.”

“Iya nak, jangan hanya membagi waktu untuk urusan sekolah saja yaa, membaca Al-Quran itu tidak hanya untuk waktu luang tapi juga harus diagendakan, harus dibiasakan dan diutamakan supaya di akhirat kelak Al-Quran mengutamakan kita untuk ditolong nanti yah.”

”Sudah sekarang kamu cepat bereskan tugasmu dan ibu mau beri kamu tugas.”
“Wah, ibu mau memberi tugas apa?” Putri kaget karena takut bentuk hukuman dari ibunya.

“Ibu mau kamu membuat agenda harian, apa saja yang tiap hari lakukan harus ada jadwalnya biar waktu nya teratur, siap tidak?” pinta ibu.
Putri tersenyum ternyata perkiraannya salah, “Siap bu!” Lalu ibu pun meninggalkan kamar Putri.

Cerpen : Gara Gara Smartphone (Bagian Ketiga)

Esoknya, Putri memberikan tugasnya itu pada ibunya. Setelah melihat semuanya ibunya berkaca-kaca, “Masyaallah nak, beneran kamu mau mengerjakan ini semua?” “Iya bu insyaallah doakan yaa, karena Putri rasa dengan seperti itu Putri akan terkurangi main smartphone nya, dan Putri minta ibu selalu mengingatkan yaa.”

Putri lalu berangkat sekolah dengan sopan dan pamit pada ibunya. Hal yang membuat ibunya berkaca-kaca ternyata dalam hal membagi waktu mambaca Al-Quran.

Putri menuliskan bahwa setelah sholat subuh ia harus membaca Al-Ma’surat, setelah sholat dzuhur membaca surat biasa, setelah sholat ashar membaca surat al-waqiah, setelah maghrib membaca surat yaasiin dan setelah sholat isya membaca surat al-mulk. “sungguh niatan yang sangat mulia, smoga engkau istiqomah nak.” Lirih ibunya sambil menitikkan air mata.

Yup, memang Putri berasal dari keluarga yang sangat taat beragama sehingga tak heran ia memiliki niatan agenda seperti itu, ibunya yang selalu mengingatkan dan menasehati hal kebaikan pada Putri, sedangkan ayahnya sudah meninggal sejak ia duduk di bangku SMP.

Semuanya Putri jalankan dengan penuh keikhlasan sesuai agenda yang sudah ia buat sendiri, semenjak itu lah Putri berusaha mengurangi main smartphone nya meski sebenarnya ia sering terlena dan tergoda oleh alat yang menjadi pencuri waktu para pemuda sekarang jika smarthphone itu tidak digunakan dengan smart. Dan Putri pun berusaha menggunakan smartphonenya itu agar bermanfaat.

Cerpen ini ditulis oleh Nunik Siti Nurhasanah kamu juga bisa menulis karyamu di belapendidikan, dibaca jutaan pengunjung, dan bisa menghasilkan jutaan rupiah setiap bulannya, Daftar Sekarang

Tentang Penulis: Ahmad Andrian F

Gambar Gravatar
Bukan penulis profesional namun selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk para pembacanya. Mencerdaskan generasi milenial adalah tujuan situs ini berdiri. 800 Penulis sudah gabung disini, kamu kapan ? Ayo daftarkan dirimu melalui laman resmi keluhkesah.com