Web portal pendidikan – Cerpen kali ini berjudul Cinta dan sahabat, yang dikirimkan oleh salah satu peserta dalam ajang lomba cerpen nasional bersama belapendidikan.com. Untuk lebih lengkapnya dapat kita lihat sebagai berikut.
Cerpen : Cinta dan Sahabat (Bagian Pertama)
Hai kenalin nama aku Alyxia Andira. Didalam cerita ini aku berperan sebagai Dira, Dira adalah salah satu siswi di SMA terfavorite di depok. Aku lebih suka pelajaran bahasa dari pada pelajaran matematika, ya karena itu aku suka menulis.
Aku mulai suka menulis sejak kelas 10 atau 1 SMA, awal aku menulis karena ada seseorang yang meyakinkan aku bahwa hobby ini bisa menghasilkan uang. Dan pada akhirnya aku menulis.
Cerita dimulai ketika aku masuk ke SMA
Cinta dan sahabat, dua hal yang tak mudah untuk dimengerti. Kadang bisa sangat berarti, namun dalam hal itu bisa membuat luka teramat perih. Aku adalah orang yang berada di tengah-tengah cinta dan sahabat itu. Kini, aku yang begitu merindukan hadirnya seorang kekasih, dalam hangatnya persahabatanku dengan Sisil yang lebih muda satu tingkat dariku.
Tiga minggu di awal semester satu…aku duduk di bangku kelas XII, kegiatan pun kulalui tanpa harus memikirkan cinta, menurutku itu hanya membuatku lelah.
Namun, pertemuan itu membuatku melupakan suatu hal, aku yang larut dalam perasaanku terhadap Alan. Aku terlalu bodoh karena terlalu jatuh hati pada orang yang salah, jatuh hati pada orang yang tak pernah menyimpan cinta padaku.
Aku tak begitu saja menyalahkannya! Dia tak patut untuk disalahkan, dia hanya korban dari cintaku dan dia terlalu baik mau mengerti akan cintaku padanya.
Dan terlalu naif bila kini aku harus menyesal karena mengenalnya. Karena dia, aku dapat merasakan hal terindah, walaupun hanya sekejap. Aku terlalu naif hingga aku pun tidak menyadari Sisil merasakan juga perih yang kurasa. Sisil sahabatku orang yang kupercaya seutuhnya, orang yang selalu berusaha ada untukku. Kini, telah terluka karena keegoisanku.
Seharusnya aku tak pernah hadir di antara Alan dan Sisil. Bila akhirnya luka ini yang kurasa. Andai saja kusadari dari awal, andai saja ku lebih mengerti mereka, andai saja aku tidak jatuh hati pada Alan, Alan dan Alan.
Orang yang kucintai dan selalu ada dalam hatiku walau hati ini terasa perih, kudapat mengerti tak ada gunanya kubertahan di sisimu, karena ternyata kau lebih menginginkan Sisil mengisi hari-harimu.
Aku di sini yang begitu tulus mencintaimu dan aku yang selalu berusaha untuk mengerti dirimu kan selalu menanti dan menata hati lagi hingga bayanganmu pergi hingga tak ada lagi luka kurasa, hingga tak ada lagi kecewa yang terasa.
Aku di sini kan selalu berusaha tegar menjalani hari-hariku, aku kan selalu berusaha tersenyum agar kau bisa bahagia bersama Sisil sahabatku. Walaupun dia telah merebutmu, kisahku dan dia dulu takkan pernah kulupa, dia tetap sahabatku, percayalah dengan sisa kesedihanku ini.
Kumasih dapat bertahan hingga kelak kau mengerti bahwa aku memang mencintaimu. Aku memang menyayangi, tapi aku tak rela tersakiti olehmu saat ini, esok dan sampai kapanpun.
Cerpen : Aku dan Sahabat (Bagian Kedua)
Pertemuan itu berawal dari perkenalanku dengan Alan, seorang cowok yang aku kenal dari temanku, Marcell. Perkenalan yang terbilang singkat juga, aku mulai merasakan getaran cinta itu. Rasa itu mulai menerangi kembali tahta hatiku yang telah lama ditinggal pergi oleh seseorang yang pernah begitu berarti dalam hidupku dulu. Yang sampai saat ini pun aku belum bisa melupakannya.
Perkenalan itu dimulai
“Dira, dapet salam dari temen gue nih” Ucap Marcel
“hah? Dari siapa?” Ucap ku sambil kebingungan, selama ini aku merasa tak pernah dekat dengan cowo lain
“loh lo gak tahu ra?” jawab marcel bingung
“enggak tau. Dari siapa sih?” balas dira dengan sensi
Marcel melihat kearah teman nya itu, sambil memberi tahuku siapa teman nya. Dan ya itu Alan, cowo yang membuatku gagal fokus terhadap tujuan ku.
“itu loh ra orang nya, masa kamu gak tahu?” tanya marcel menyadarkan ku dari lamunan
“oh dia” jawab ku singkat
Keesokan hari nya, aku mendapatkan surat dari Alan si cowok aneh. Yang berisikan “hai ku dengar dari temanku, kamu menanyakan aku? Ada apa?” dengan perasaan yang aneh entah kenapa dia mengirimkan surat kepadaku lalu aku segera bergegas memasukan surat itu ke dalam tas karena takut ada yang melihatnya. “Apa – apaan sih ini cowo berani berani nya ngirim surat kaya gini. Emang nya dia siapa? Sok ganteng banget” gerutu Dira.
Mulai dari situ aku merasa nyaman sama Alan. Ya karena dia hampir setiap hari membuat hal – hal aneh yang tak terduga yang bikin berkesan.
Alan yang telah hadir untuk mengisi hari-hariku pun membuatku terlelap akan rasa bahagia itu, hingga akupun tak pernah menyadari ternyata semua kebahagiaan itu palsu. Alan orang yang kucintai dengan tulus ternyata datang hanya untuk menyakiti dan menorehkan luka.
Luka yang teramat dalam di hatiku. Pertemuan itu juga yang telah menghancurkan semuanya. Hidupku yang begitu indah yang begitu berwarna menjadi hancur akan hadirnya!
Malam itu aku dan Alan sepakat untuk memadu kasih, merajut asa dan menggapai cita berdua. Aku belum pernah merasakan sebahagia ini, aku begitu merasa begitu beruntung bisa dicintai oleh orang yang kucintai.
Hari-hari bahagia pun mulai kami lalui. Alan begitu indah di mataku yang membuatku lupa akan segalanya, bila bersamanya. Itu juga yang membuatku merelakan tahta hatiku dipenuhi oleh cintanya, namun lagi-lagi kenyataan tak selalu berjalan sesuai dengan yang kuharapkan.
Aku berharap kepada Alan agar ia seperti ini untuk seterusnya. Namun aku salah, orang yang selama ini aku harapkan untuk kebahagiaan ternyata malah meninggalkan luka, luka yang teramat dalam.
Minggu pertama hubungan cintaku bersama Alan mulai goyah, Alan mulai berubah dan tidak lagi Alan yang selalu tersenyum untukku. Alan tidak juga bersifat manis padaku, setiap tutur katanya yang menyejukkan hatiku kini terasa mengiris-iris hatiku.
Apa yang telah kulakukan padanya hingga dia begitu tega padaku, aku begitu percaya padanya hingga aku pun terluka olehnya. Ya memang pernah ada yang mengatakan kepada ku “barang siapa yang berharap lebih terhadap manusia maka akan kecewa dikemudian hari” dan pada saat itu aku sadar dunia tak harus selalu tentang cinta.
Cinta membuat mu bahagia tapi membuat mu merasa sakit yang teramat dalam jika kamu mencintai seseorang lebih dari pada mencintai kamu pada Tuhan mu.
Tak lama , Aku terbangun dari lamunan karena ada pesan masuk di handphoneku
Pesan itu berisi :

Hubungan ini berakhir begitu saja, pertemuan singkat itu menjadi menyakitkan. Sahabat pun menjadi pelarian sedih dan kecewa, tapi sahabatku tega mengkhianatiku. Dia yang ternyata merebut Alan dariku, dia merenggut semua kebahagiaanku.
Persahabatan yang telah bertahun-tahun kubina bersamanya pun menjadi tak berarti. Aku lelah dengan semua ini hingga aku sempat memutuskan tali persahabatan itu, egoiskah aku? Haruskah aku membiarkan sahabatku bahagia? Atau malah meninggalkan sahabatku hanya karena orang yang kita cintai.
Pernah gak sih kamu merasa nyaman sama seseorang yang tidak bisa kita miliki selamanya? Ketika kamu merasakan itu disitulah kamu mengerti apa arti perjuangan. Tapi seharusnya kamu bersyukur masih bisa dekat dan bahagia karena nya walau hanya sebentar.
Terkadang kita baik sama seseorang yang kita suka tidak akan menjamin dia bakal balas perasaan kita. Kenapa sih rasa peduli yang begitu besar tidak bisa hilang begitu saja? Kenapa aku masih peduli sama Alan? Padahal Alan telah menyakitiku pergi dan meninggalkan luka.
Cerpen : Cinta dan Sahabat (Bagian Ketiga)
Malam itu aku sedang melamun dikamar sambil memikirkan bagaimana cara menghilangkan rasa sakit ini. Suana diluar hujan, seolah alam bisa merasakan perasaanku saat ini. Suara rintik – rintik hujan yang membuatku makin terlarut dalam perasaan ini.
Salahkah bila kita peduli dengan seorang yang kita cintai? Walau ia tak sadar telah menyakiti kita. Dan tanpa kita sadari kita sudah banyak berkorban demi ia orang yang kita cintai, menjalani nya dengar sabar dan ikhlas.
Aku hanya belum bisa berpikir jernih saat itu, aku merasa semakin bodoh, seharusnya kubisa merelakan Alan dan Sisil untuk bersama. Karena mungkin kebahagiaan Alan hanya ada pada Sisil!
Aku belum siap kehilangan kebahagiaan itu, aku masih ingin disayangi walau semua itu hanya kebohongan. Aku tak mau merasakan sakit hati ini lagi. Akankah sakit ini terganti saat ku melihat kebahagiaan orang yang kucintai dan Sisil sahabatku.
Atau malah membuat ku semakin sakit? Semoga engkau memberikan yang terbaik untuk ku Ya Allah. Bisakah aku ikhlas melihat dia bahagia dengan sahabatku?
Kini dalam setiap hari-hari sepiku, dalam kesendirianku, aku hanya bisa berharap aku akan memilikimu sebagai kekasih lagi, memiliki dia yang telah pergi, karena aku akan selalu mencintainya.
Aku akan selalu mengenangnya di dalam hatiku,karena dia telah datang dengan kebahagiaan dan pergi meninggalkan luka, menghiasi setiap sudut didalam hatiku dengan cintanya yang sesaat, dan Sisil sahabatku buatlah cintaku bahagia karena kalian begitu berarti untukku..
Biodata penulis
Alya Savira Yuandita,
TTL Jakarta, 11 April 1998.
Mahsiswa Farmasi di Universitas Pakuan Bogor 2017.
Ig : alyaandita06
Facebook : reihanalya
Cerpen ini ditulis oleh Alya Savira Yuandita kamu juga bisa menulis karyamu di belapendidikan, dibaca jutaan pengunjung, dan bisa menghasilkan jutaan rupiah setiap bulannya, Daftar Sekarang