Apa yang Salah Dengan Pendidikan di Indonesia ?

oleh -959 Dilihat
Apa yang salah dengan pendidikan di Indonesia ?
Apa yang salah dengan pendidikan di Indonesia ?

Web portal pendidikan – Hasil kiriman opini dengan judul apa yang salah dengan pendidikan di indonesia disampaikan dan dikirimkan langsung melalui email kami redaksi@belapendidikan.com.

PENDIDIKAN DI INDONESIA, LETAK SALAH NYA DIMANA ?

Pendidikan. Ketika kata ini diucapkan, maka yang terlintas di pikiran kita adalah berbagai hal seperti sekolah, proses belajar mengajar, guru dan murid, universitas dan sebagainya. Sepertinya kita semua sepakat bahwa pendidikan adalah suatu hal yang wajib dimiliki oleh orang-orang.

Bahkan, pendidikan dapat dikatakan sebagai hak segala manusia. Semua orang berhak untuk mengenyam pendidikan, tanpa memandang suku, agama, ras, warna kulit, strata sosial dan sebagainya.

Namun, apa yang terlintas di benak kita ketika kita mendengar “Pendidikan di Indonesia”?. Tentunya, mayoritas akan menjawab tentang bagaimana kualitas pendidikan di negeri ini. Saat berbicara mengenai pendidikan di Indonesia, maka kita akan teringat tentang banyaknya anak yang masih belum bisa merasakan pendidikan, banyaknya anak yang putus sekolah dan sebagainya.

Belum lagi tentang sekolah yang tidak layak utuk digunakan sebagai lokasi kegiatan belajar mengajar, atau mungkin lokasi sekolah yang jauh dari pemukiman penduduk. Kita juga pasti berpikir tentang sedikitnya tenaga pengajar yang mau mengabdi di daerah-daerah perbatasan. Bahkan, tak sedikit dari kita yang merasa prihatin dengan gaji yang diterima guru-guru Indonesia.

Seolah tidak berhenti di situ. Masalah lain yang harus mendapat perhatian serius adalah tentang pendidikan moral yang ada di negeri ini. Saat ini, Indonesia sedang mengalami dekadensi moral. Banyak anak yang enggan menunjukkan sikap sopan santun terhadap orang tua, terkhusus kepada guru mereka. Banyak murid yang berani melawan guru mereka hanya karena ia mendapat teguran dari sang guru, mempidanakan guru, bahkan sampai melakukan tidakan kekerasan yang berujung pada kematian sang guru. Hal ini menjadi gambaran, betapa buruknya pendidikan moral di Indonesia.

Sebenarnya, para siswa sudah mendapat pendidikan moral yang diwujudkan melalui mata pelajaran pendidikan agama dan kewarganegaraan. Bahkan, kedua bidang ini masih terus diajarkan hingga menginjak bangku kuliah. Hanya saja, saat ini masyarakat masih terfokus pada pendidikan kognitif, sehingga pengetahuan moral yang diajarkan hanya diterima untuk “sekedar tahu saja”, dan jarang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu kuatnya arus globalisasi juga membawa pengaruh buruk bagi kehidupan pelajar. Alhasil, predikat Indonesia sebagai negara yang kaya moral perlahan mulai memudar.

Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus, bukan tidak mungkin akan lahir generasi yang minim moral. Bahkan, saat ini saja sudah banyak para elit politik yang menggunakan kekuasaannya secara sewenang-wenang untuk kepentingan pribadi. Praktik korupsi yang merajalela, tindakan kriminal dan kasus lainnya menjadi bukti tentang kurangnya pendidikan moral di negeri ini.

Mirisnya, para pelanggar hukum justru banyak berasal dari kalangan yang telah mengenyam pendidikan hingga tingkat S2 maupun S3. Dapat kita bayangkan bagaimana jika Indonesia di kemudian hari dipimpin oleh generasi yang telah mengalami dekadensi moral.

Tapi, apakah pendidikan di Indonesia benar-benar “sejatuh” itu?

Nyatanya tidak. Dibalik buruknya kondisi pendidikan yang ada, anak-anak bangsa sejatinya berhasil menorehkan berbagai prestasi gemilang, baik tingkat regional, nasional bahkan sampai ajang internaisonal. Pada tahun 2017 saja tercatat beberapa anaka bangsa yang berhasil menorehkan prestasi di kancah Internasional.

Pertama, empat pelajar Indonesia yang merupakan alumni program Olimpiade Sains Nasional (OSN) berhasil meraih tujuh medali penghargaan pada ajang International Earth Science Olympiad (IESO) ke-11 yang diselenggarakan Centre International de Valbonne, Cote d Azur, Prancis.

Kedua, Indonesia berhasil menjadi juara tiga dalam kejuaraan internasional matematika Po Leung kuk 20th Primary Mathematics World Contest di Hongkong.

Ketiga, mahasiswa departemen akuntasi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGm berhasil menyabet juara pertama pada ajang delloitte SEA Tax Challenge.

Keempat, perwakilan mahasiswa Politeknik Elektronik negeri Surabaya (PENS) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil meraih gelar juara umum dalam ajang, Trinity College Fire Fighting Home Robot Contes di Trinity College, Hartford, Amerika Serikat.

Dan masih banyak anak-anak bangsa lain yang telah mengharumkan nama Indonesia dengan pencapaian yang telah diraihnya, baik di bidang akademis, olahraga, seni dan sebagainya. Hal ini menujukkan, sejatinya pendidikan Inonesia masih bisa melahirkan generasi-generasi emas yang mampu mengahrumkan nama Indonesia dengan pencapaian yang telah diraihnya.

Lalu, manakah yang paling dibutuhkan Indonesia, pendidikan kognitif atau pendidikan moral?

Penting mana, pendidikan kognitif atau pendidikan moral ?
Penting mana, pendidikan kognitif atau pendidikan moral ?

Sejatinya, baik pendidikan kognitif atau pendidikan moral sangat di butuhkan Indonesia. Pendidikan kognitif bertujuan untuk melahirkan generasi-generasi unggul yang kompeten dan berdaya saing sehingga mampu membangun Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi.

Pendidikan kognitif diharapkan akan melahirkan para insinyur, dokter, elit politik dan tenaga pengajar yang profesional untuk mewujudkan Indonesia yang kuat dan mandiri, sehingga dapat membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tapi di sisi lain, pendidikan moral tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Generasi-generasi yang unggul harus memiliki moral yang baik, sehingga ilmu pengetahuan yang ia miliki bisa membawa kebaikan bagi bangsa ini. Saat ini, Indonesia membutuhkan generasi yang tak hanya cerdas tapi juga bermoral. Oleh Karena itu, baik pendidikan kognitif ataupun pendidikan moral harus diberikan kepada setiap pelajar. Jika pendidikan kognitif dan moral telah terselenggara dengan seimbang, maka akan terlahir generasi cerdas yang unggul sehingga mampu membawa perubahan bagi Inonesia.

Mewujudkan pendidikan yang berkualitas adalah tanggung jawab semua pihak. Baik pemerintah maupun masyarakat harus bersinergi dalam menyelenggarakan pendidikan yang baik baik generasi muda. Pemerintah melalui lembaga pendidikan harus menjamin setiap anak mendapat pendidikan yang layak, an keluarga sebagai unit terkecil di masyarakat harus terus dmengajarkan nilai moral kepada generasi muda.

Karena sejatinya, pendidikan adalah proses belajar sepanjang hidup, dan pendidikan yang baik adalah hak setiap manusia di dunia. Jika kita ingin menilai suatu negara, maka nilailah dari pendidikannya. Dan jika kita ingin membangun Indonesia yang berkualitas, maka bangunlah pendidikan yang berkualitas.

#PendidikanBermoral #PendidikanBerkarakter #PendidikandiIndonesia

Terima kasih telah membaca artikel apa yang salah dengan pendidikan di indonesia, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi pengembangan artikel ini lebih lanjut.

“Penulis merupakan mahasiswa aktif fakultas tekhnik kimia di perguruan tinggi Sumatera Utara.” 

Artikel ini ditulis oleh Viqry Pramananda, kamu juga bisa menulis karyamu di belapendidikan, dibaca jutaan pengunjung, dan bisa menghasilkan jutaan rupiah. Klik disini untuk kirim tulisan

Tentang Penulis: Ahmad Andrian F

Gambar Gravatar
Bukan penulis profesional namun selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk para pembacanya. Mencerdaskan generasi milenial adalah tujuan situs ini berdiri. 800 Penulis sudah gabung disini, kamu kapan ? Ayo daftarkan dirimu melalui laman resmi keluhkesah.com